Sambangi Lokasi Tragedi Itaewon, Puan Maharani dan Megawati Panjatkan Doa bagi Korban
Puan Maharani dan Megawati Soekarnoputri menyambangi lokasi tragedi Itaewon pada Kamis (10/11/2022) untuk memanjatkan doa bagi korban tewas.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Ketua DPR RI, Puan Maharani menyambangi lokasi tragedi Itaewon di Seoul, Korea Selatan pada Kamis (10/11/2022).
Pada lawatannya tersebut, ia bersama ibunya, Megawati Soekarnoputri, dan didampingi oleh Dubes RI untuk Korea Selatan, Gandi Sulistiyanto.
Dikutip dari laman DPR RI, Puan memanjatkan doa bagi korban Tragedi Itaewon.
Tak hanya memanjatkan doa, Puan juga meletakkan karangan bunga di lokasi memorial korban tragedi Itaewon yang berada di ujung jalan dari tempat tersebut.
Selain itu, Puan juga menuliskan ucapan duka bagi para korban di buku tamu yang disediakan.
"Turut berduka cita sedalam-dalamnya atas musibah yang terjadi," tulis Puan di buku tamu itu.
Baca juga: Komunikasi Radio antara Tim Penyelamat selama Tragedi Halloween Itaewon Korsel Dirilis
Kemudian, rombongan Puan pun menyempatkan untuk berjalan di kawasan Itaewon serta mendatangi gang yang menjadi titik pusat peristiwa nahas itu.
Setelah itu, Puan menyampaikan tragedi Itaewon harus menjadi pelajaran bagi penyelenggara acara yang melibatkan massa banyak.
"Harus ada standar operasional keamanan untuk acara-acara yang mengundang kerumunan publik," ujarnya.
Puan juga menganggap tragedi Itaewon bisa menjadi pelajaran bagi Indonesia lantaran pada bulan yang sama peristiwa serupa terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang yang menewaskan 133 orang.
"Sekali lagi saya mewakili masyarakat Indonesia mengucapkan turut berduka cita kepada seluruh warga Korea Selatan atas Tragedi Itaewon," ucap Puan.
Sebelumnya, Puan pun juga bercerita terkait tragedi Stadion Kanjuruhan kepada Ketua Majelis Nasional Korea Selatan, Kim Jin-pyo.
Baca juga: Bertemu Ketua DPR Korea Selatan, Puan Maharani Sampaikan Duka Atas Tragedi Itaewon
Kepada Kim Jin-pyo, ia juga mengingatkan agar adanya manajemen pengendalian massa pasca pandemi.
"Tragedi serupa juga terjadi di Indonesia, di Stadion Kanjuruhan, awal bulan Oktober lalu. Hal ini menunjukkan perlunya kita semua memperkuat manajemen pengendalian massa pasca pandemi."
"Dan diperlukan langkah preventif untuk mencegah over capacity suatu tempat. Ini diperlukan untuk mengendalikan euforia publik untuk berkumpul saat ini," jelas Puan.
Seperti diketahui, tragedi Itaewon yang terjadi pada 29 Oktober 2022 lalu menelan korban jiwa sebanyak 156 orang.
Tragedi Itaewon itu bersamaan dengan perayaan Halloween dan menjadi perayaan pertama kali sejak pemerintah Korea Selatan melonggarkan protokol kesehatan.
Bahkan pasca tragedi tersebut, Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol mengumumkan massa berkabung nasional.
Yoon meminta kepada seluruh masyarakat Korea Selatan untuk mengibarkan bendera setengah tiang.
Baca juga: Korban Selamat Tragedi Itaewon Desak Pemerintah Korsel Akui Kesalahan, Bukan Cuma Minta Maaf
Pengibaran bendera setengah tiang juga waijib dilakukan oleh seluruh kantor pemerintahan.
Masa berkabung nasional itu dimulai pada 30 Oktober-5 November 2022.
Perdana Menteri Korea Selatan, Han Duk Soo mengatakan selama masa berkabung itu seluruh acara yang dinilai tidak mendesak akan ditunda.
Selain itu, Han juga meminta seluruh pelayan publik serta pegawai untuk institusi publik mengenakan pita sebagai bentuk duka cita selama masa berkabung dilakukan.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Tragedi Pesta Halloween di Korsel