Lonjakan Infeksi Covid-19 di China Menggila, Tembus Hingga 14.288 Kasus
Wabah Covid-19 naik drastis, dengan 1.675 terdeteksi sebagai kasus bergejala sedangkan 13.086 tercatat sebagai kasus tanpa gejala.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Penyebaran Covid-19 di China kembali mencatatkan rekor baru, dimana dalam beberapa hari terakhir jumlah pasien positif dilaporkan meningkat jadi 14.288 kasus.
Lonjakan tersebut terjadi bersamaan dengan adanya rencana pelonggaran Covid-19 di sejumlah wilayah.
Meski berbagi langkah pengendalian terus dilakukan, namun lonjakan infeksi Covid-19 di China mengalami kenaikan, bahkan melesat ke level tertinggi sejak akhir April 2022.
Data yang dirilis Komisi Kesehatan Nasional pada Sabtu (12/11/2022) mengungkap wabah Covid-19 naik drastis, dengan 1.675 terdeteksi sebagai kasus bergejala sedangkan 13.086 tercatat sebagai kasus tanpa gejala.
Baca juga: Sebaran 4.877 Kasus Covid-19, 13 November 2022: DKI Jakarta Tertinggi, Tembus 2.261 Kasus
Jumlah itu melesat naik bila dibandingkan dengan kasus positif di hari sebelumnya, dimana pada Jumat (11/11/2022) kasus harian berada di level 11.323 dengan wilayah ibu kota Beijing melaporkan rekor sebanyak 235 kasus harian baru, naik dari 116 hari sebelumnya.
Mengutip dari Bloomberg kota Guangzhou juga ikut menyusul lyang lainnya dengan jumlah Covid mencapai 3.653 kasus, sementara kota Zhengzhou di provinsi Henan melaporkan sebanyak 2.642 kasus baru setiap harinya.
Sebelum infeksi Covid meledak di akhir pekan ini, Jumat lalu pemerintah China sempat berencana untuk melonggarkan beberapa kebijakan Covid-19 seperti pada perjalanan, karantina, dan penguncian di sektor bisnis.
Mengingat selama beberapa bulan terakhir kebijakan tersebut telah mengganggu aktivitas industri, hingga memicu hadirnya gejolak ekonomi di China.
Namun, setelah kasus Covid terus meningkat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Wang Liping menyatakan bahwa negarnya akan kembali mengoptimalkan tindakan karantina dengan lockdown, serta mempercepat serangkain tes Covid-19 di berbagai wilayah.
“Karena varian virus baru terus berdatangan, sementara pengetahuan kami tentang penyakit ini semakin dalam dan situasi epidemi berubah baik di dalam maupun di luar negeri, kami tidak mengesampingkan kemungkinan untuk lebih mengoptimalkan dan menyesuaikan tindakan karantina kami,” kata Wang Liping.
Selain melakukan karantina, pejabat China mengungkap bahwa pihaknya juga akan mencoba mengidentifikasi kontak sekunder, yakni sebuah praktik dalam upaya pelacakan kontak setelah sebuah kasus ditemukan.
Menurut Wakil Direktur Komisi Kesehatan Nasional (NHC), Lei Haichao penerapan ini penting dilakukan untuk mengurangi penumpukan pasien Covid-19, yang ditampung dalam ruang karantina.