Polandia Tingkatkan Kesiapan Militer setelah 2 Orang Tewas Akibat Serangan Rudal Diduga dari Rusia
Polandia terkena dampak serangan rudal Rusia, militer ditingkatkan, G7 gelar rapat dadakan di Bali.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Polandia meningkatkan kesiapan beberapa unit militernya setelah sebuah ledakan terjadi di desa Przewodow, dekat perbatasan Ukraina, Selasa (15/11/2022) sore waktu setempat.
Ledakan itu diduga akibat rudal dari Rusia dan menewaskan dua orang, menurut perjabat Polandia seperti yang dilaporkan The Independent.
Amerika Serikat dan sekutu Barat tengah menyelidiki laporan tersebut.
Tetapi belum dikonfirmasi apakah ledakan itu memang disebabkan oleh Rusia.
Polandia kini sedang memverifikasi apakah perlu meminta konsultasi berdasarkan Pasal 4 perjanjian aliansi militer NATO, kata seorang juru bicara pemerintah.
Pasal 4 mengizinkan anggota NATO untuk membawa masalah apa pun yang menjadi perhatian, terutama mengenai keamanan, untuk dibahas di Dewan Atlantik Utara.
Baca juga: Rudal Diduga Milik Rusia Hantam Polandia Tewaskan 2 Orang, NATO Turun Tangan
"Diputuskan beberapa saat yang lalu untuk meningkatkan kesiapan beberapa unit militer tempur di Polandia dan untuk meningkatkan kesiapan tempur unit lain dari dinas berseragam di negara kami," kata juru bicara pemerintah Piotr Muller.
Sebelumnya malam ini, The Associated Press mengutip seorang pejabat senior intelijen AS, mengatakan ledakan itu disebabkan oleh rudal Rusia yang melintasi Polandia.
Sementara itu, kementerian pertahanan Rusia membantah laporan tersebut.
Mereka menyebutnya sebagai "provokasi yang disengaja yang bertujuan untuk memanaskan situasi".
G7 Gelar Rapat Dadakan
Sementara itu, seperti dilansir dari The Guardian, para pemimpin G7 sedang mengatur pertemuan darurat pada hari Rabu (16/11/2022) sebagai tanggapan atas ledakan di Polandia, kata kantor berita Kyodo, mengutip sumber pemerintah Jepang.
Pertemuan itu akan berlangsung di Bali, Indonesia, di mana KTT G20 sudah berlangsung.
Dengan begitu, kepala pemerintahan dari Amerika Serikat, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Inggris akan membahas insiden tersebut dan konsekuensi yang mungkin terjadi.