Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejarah Baru Pemilu Malaysia, Partai Penguasa Selama Bertahun-tahun Terakhir Jeblok, Mahathir Kalah

Pemenang pemilu 2018 yakni Pakatan Harapan (PH) menjadi koalisi dengan jumlah kursi terbesar setelah mengamankan 82 kursi.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Sejarah Baru Pemilu Malaysia, Partai Penguasa Selama Bertahun-tahun Terakhir Jeblok, Mahathir Kalah
AFP
Pemimpin Oposisi Malaysia Anwar Ibrahim dan mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad. 

TRIBUNNEWS.COM, MALAYSIA -  Pemilu di Malaysia mencatat sejarah baru.

Barisan Nasional (BN) dan Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO) jeblok di Pemilu Malaysia 2022.

BN dan UMNO dalam beberapa tahun terakhir selalu memenangkan mayoritas suara di Pemilu.

Pada pemungutan suara, Minggu  (20/11/2022), tidak ada satu koalisi atau partai yang berhasil memenangi mayoritas 112 kursi di Dewan Rakyat.

Di luar dugaan koalisi Perikatan Nasional (PN) pimpinan mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mencatat hasil gemilang. 

Dimotori oleh Partai Islam Se-Malaysia (PAS), Perikatan Nasional unggul di 73 daerah pemilihan (dapil).

Baca juga: Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad Kalah dalam Pemilu Pertama Kali Sejak 1969

Sebaliknya, BN yang diprediksi akan menang telak mengalami kekalahan terburuk dalam sejarah perpolitikan di Malaysia.

BERITA REKOMENDASI

BN hanya memenangi 30 kursi, yang berarti 28 kursi lebih sedikit dari kekalahan mereka pada pemilu Malaysia 2018.

Secara total, koalisi yang dimotori Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) itu telah kehilangan hampir 80 persen kursi hanya dalam dua pemilu.

Pemenang pemilu 2018 yakni Pakatan Harapan (PH) menjadi koalisi dengan jumlah kursi terbesar setelah mengamankan 82 kursi.

Namun, koalisi pimpinan Anwar Ibrahim itu masih jauh dari angka mayoritas yang dibutuhkan.

Penghitungan suara saat ini masih menghasilkan parlemen yang menggantung.

Perikatan Nasional atau Aliansi Nasional Muhyiddin Yassin mengamankan 73 kursi.

Sementara Koalisi Barisan Nasional Ismail Sabri Yaakob hanya memenangkan 30 kursi.

Di urutan keempat, ada Muhathir Mohamad.

Tanpa pemenang yang jelas, ketidakpastian politik dapat berlanjut di Malaysia.

Negara ini pernah berganti tiga kali Perdana Menteri dalam pemilu empat tahun terakhir.

Kekalahan Mahathir Mohamad

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad kalah dalam pemilu Perdana Menteri Malaysia pada Sabtu (19/11/2022).

Mahathir yang saat ini berusia 97 tahun, berada di urutan ke-4 dari lima kandidat dalam pemilu Perdana Menteri Malaysia.

Ia juga kalah di daerah pemilihannya, Langkawi, yang telah lama ia menangkan.

Ini adalah kekalahan Mahathir Mohamad yang pertama sejak kegagalannya di pemilu tahun 1969.

Mahathir Mohamad mengatakan dirinya tidak akan beraliansi dengan partai yang menurutnya dipimpin penjahat, Partai Malaysia Organisasi Nasional Bersatu (UMNO) yang berkuasa saat ini.

Dia mengatakan pada Reuters dalam sebuah wawancara bulan ini, ia akan pensiun dari dunia politik jika kalah pada pemilu ini.

"Saya tidak melihat diri saya aktif dalam politik sampai saya berusia 100 tahun," katanya.

"Yang paling penting adalah mentransfer pengalaman saya kepada para pemimpin muda partai," lanjutnya.

Mahathir Mohamad telah dua kali menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia.

Pertama, ia menjabat selama 22 tahun dari 1981 hingga 2003.

Kedua, Mahathir Mohamad kembali terpilih sebagai Perdana Menteri pada tahun 2018.

Pada tahun 2018 itu, ia memegang penghargaan dari Guiness World Record sebagai Perdana Menteri Tertua.

Ia sempat vakum dari dunia politik selama beberapa tahun.

Mahathir Mohamad kembali ke dunia politik dua tahun lalu setelah skandal miliaran dolar di dana negara 1MDB, dikutip dari Al Jazeera.

Anwar Ibrahim Bersaing Muhyidin Yassin

Dua nama menjadi calon unggulan untuk menjadi perdana menteri kelima Malaysia dalam empat tahun terakhir.

Kedua politisi ini bukanlah nama asing yaitu pemimpin oposisi Anwar Ibrahim dan mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.

Anwar dan Muhyiddin berpacu dengan waktu untuk mencapai angka mayoritas 112 kursi Dewan Rakyat setelah kedua koalisi pimpinan mereka menduduki urutan pertama dan kedua.

Baik Pakatan Harapan (PH) pimpinan Anwar dan Perikatan Nasional (PN) pimpinan Muhyiddin memerlukan koalisi lain untuk mengamankan mayoritas. Selisih kursi kedua koalisi sangat tipis yaitu Pakatan 82 kursi dan Perikatan 73 kursi.

Ditentukan Hari Ini

Raja Malaysia Sultan Abdullah Ahmad Shah meminta semua partai politik menyerahkan nama calon perdana menteri masing-masing pada Senin (21/11/2022) pukul 14.00 waktu setempat.

Tenggat waktu tersebut ditetapkan setelah hasil pemilu Malaysia yang masih menggantung, seiring para kandidat yang saling mengeklaim suara mayoritas pada Minggu (20/11/2022).

Raja Malaysia juga meminta partai-partai peserta pemilu untuk mendeklarasikan aliansi masing-masing untuk membentuk pemerintahan, sebagaimana dilansir The Straits Times.

Sumber: Al Jazeera/Reuters/Kompas.com/The Straits Times

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas