Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Video Presiden China Xi Jinping Abaikan Permintaan Jabat Tangan PM Thailand di KTT APEC

Saat itu Perdana Menteri (PM) Thailand Prayuth Chan-o-Cha tengah menyambut kehadiran Presiden Xi Jinping pada 17 November di acara KTT APEC 2022.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Video Presiden China Xi Jinping Abaikan Permintaan Jabat Tangan PM Thailand di KTT APEC
Ist
Perdana Menteri (PM) Thailand Prayuth Chan-o-Cha tengah menyambut kehadiran Presiden Xi Jinping pada 17 November di acara KTT APEC 2022. Prayuth Chan-o-Cha mengulurkan tangan pertanda jabatan tangan persahabatan tapi tak dihiraukan. 

TRIBUNNEWS.COM, THAILAND -  Muncul sebuah video yang dimbil dalam KTT APEC 2022 yang digelar di Bangkok Thailand.

Saat itu Perdana Menteri (PM) Thailand Prayuth Chan-o-Cha tengah menyambut kehadiran Presiden Xi Jinping pada 17 November di acara KTT APEC 2022.

APEC adalah forum ekonomi regional yang didirikan pada 1989 untuk mempromosikan integrasi ekonomi. Sebagai sebuah kelompok, APEC berisi 38 persen dari populasi global, 62 persen dari PDB dan 48 persen dari perdagangan.

Sebagai tuan rumah, Thailand berharap untuk membuat kemajuan dalam Diskusi Perdagangan Bebas Asia Pasifik (FTAAP), namun pembicaraan dilakukan di tengah ketegangan geopolitik atas perang di Ukraina dan konflik regional seperti Taiwan dan semenanjung Korea.

Prayuth Chan-o-Cha mengulurkan tangan pertanda jabatan tangan persahabatan.

Namun Xi Jinping tidak membalas jabatan tangan itu.

Xi hanya memberikan balasan berupa anggukan kepala yang akhirnya membuat PM Thailand selaku tuan rumah penyelenggara menjadi serba salah dan malu, yang kemudian menutupi kondisi tersebut dengan mengelus hidung sendiri.

Baca juga: Klarifikasi China dan Kanada soal Rekaman Kemarahan Xi Jinping ke Justin Trudeau di KTT G20 Bali

Berita Rekomendasi

Dikutip dari Radio Taiwan Internasional/RTI,  setelah vakum empat tahun akhirnya pertemuan Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) digelar di Bangkok untuk pertama kalinya pasca pandemi COVID-19.

Namun RTI menulis momen tersebut memalukan bagi PM Thailand Prayut Chan-o-cha, yang bertanggung jawab selaku tuan rumah pelaksana ajang akbar APEC 2022 di dalam resepsi malam penyambutan acara tersebut.

Mathias Peer, salah seorang reporter dari media "Business Daily" Jerman (Handelsblatt) mengunggah video yang dimaksudkan di akun Twitter-nya.

Dalam video menunjukkan bahwa PM Thailand Prayut Chan-o-cha dan istrinya berdiri di depan papan biru dengan kata-kata "APEC Economic Leaders Week" pada malam hari pertemuan yang digelar pada tanggal 17 November untuk menyambut Xi Jinping dan istrinya.

Usai melakukan acara foto bersama, PM Thailand Prayut Chan-o-cha berbalik dan membungkuk ke arah Presiden Daratan Tiongkok Xi Jinping, yang kebetulan berada di bagian sebelah kanan dan mengulurkan tangan kanannya, dengan niat untuk memberikan jabatan tangan pertanda persahabatan sebagaimana yang biasanya dilakukan oleh para pejabat negara saat menerima kunjungan tamu kenegaraan.

Namun sangat teramat disayangkan, Presiden Daratan Tiongkok Xi Jinping tidak memberikan tanggapan serupa yakni uluran tangan sebagaimana yang akan dilakukan oleh tamu yang berkunjung.

Namun hanya mengangguk kepala semata, dimana selanjutnya ia dan istrinya Peng Liyuan segera berjalan keluar dari area resepsionis, meninggalkan PM Thailand Prayut Chan-o-cha yang tampak masih terkejut dengan reaksi Xi Jinping.

Untuk sesaat, PM Thailand Prayut Chan-o-cha tampak sedikit kewalahan, ia juga berusaha untuk segera memalingkan wajahnya, menggumamkan sesuatu, menyentuh hidungnya lagi, lalu meninggalkan area resepsionis ditemani oleh bimbingan istrinya.

Kondisi seperti yang terlihat dalam video yang sempat diambil oleh pihak media internasional, Mathia Peer memberikan judul video rekaman tersebut sebagai “Awkward moment during a welcome reception at #APEC2022THAILAND”.

Sebelumnya Video dengan PM Kanada

Sebelumnya rekaman video Xi Jinping dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau viral saat menghadiri KTT G20 pada   16 November yang digelar di Bali Indonesia.

Video itu viral dan memicu dunia internasional.

Pasalnya, Xi Jinping berdiri sangat dekat dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau saat itu, ketika berbicara melalui seorang penerjemah.

Insiden itu terjadi di sela KTT G20 Bali tepatnya di Apura Kempinski Nusa Dua tempat dilaksanakannya KTT G20.

Presiden China Xi Jinping emosi ke Justin Trudeau setelah pejabat Kanada bocorkan ke media rincian pertemuan sebelumnya.

Dalam video di twitter yang pertama kali diunggah seorang jurnalis itu tampak terekam Xi Jinping frustrasi dan menarik perdana menteri Kanada ke samping untuk berbicara.

Dia kemudian mengatakan "tidak pantas" jika rincian tentang percakapan sebelumnya antara kedua pemimpin itu dibagikan kepada media.

Pemimpin China itu pun mempertanyakan kurang "ketulusan" dalam pendekatan Justin Trudeau.

“Semua yang kami diskusikan telah bocor ke koran, itu tidak pantas,” kata Xi kepada Trudeau melalui seorang penerjemah.

“Dan itu bukan cara percakapan dilakukan,” tambahnya sebagaimana dilansir The Guardian pada Rabu (16/11/2022).

Tuduhan itu terjadi sehari setelah sumber-sumber pemerintah memberi pengarahan bahwa selama percakapan sebelumnya di sela-sela KTT G20, Trudeau telah mengangkat "kekhawatiran serius" dengan Xi atas "kegiatan campur tangan" China yang semakin agresif.

“Di Kanada, kami percaya pada dialog yang bebas dan terbuka dan terus terang dan itulah yang akan terus kami lakukan,” kata Trudeau, menyela penerjemah Xi.

"Kami akan terus bekerja sama secara konstruktif, tetapi akan ada hal-hal yang tidak kami setujui."

Sambil memberi isyarat dengan tangannya, Xi memberi tahu Trudeau bahwa keduanya harus "menciptakan kondisi terlebih dahulu."

Pasangan itu mengakhiri percakapan mereka dengan berjabat tangan dan pergi ke arah yang berlawanan, dengan perdana menteri Kanada tampak terpukul usai konfrontasi itu.

Pertukaran yang tidak canggung itu dan percakapan sebelumnya terjadi setelah peringatan berulang dari Trudeau dan pejabat lainnya bahwa China telah berusaha merusak demokrasi Kanada.

KTT G20 ini diikuti 17 kepala negara anggota G20 dan sejumlah kepala negara di luar G20 serta kepala organisasi sejumlah lembaga dunia.

KTT G20 menghasilkan sejumlah keputusan diantaranya menghentikan perang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas