Raja Malaysia Tunjuk Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri, Akhiri Kebuntuan Politik
Raja Malaysia menunjuk Ketua oposisi Pakatan Harapan (Aliansi Harapan) Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri (PM) baru negara itu pada Kamis ini.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, PUTRAJAYA - Setelah pelaksanaan Pemilu pada minggu lalu, Malaysia berisiko mengalami kebuntuan politik, karena tidak ada blok atau aliansi yang dapat memperoleh mayoritas suara di parlemen.
Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullag Sultan Ahmad Shah dari Pahang menunjuk Ketua oposisi Pakatan Harapan (Aliansi Harapan) Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri (PM) baru negara itu pada Kamis ini.
Penunjukkan ini tentunya menyelesaikan krisis kabinet yang sedang berlangsung di Malaysia.
"Setelah mempertimbangkan pandangan Yang Mulia Penguasa Melayu, Yang Mulia telah memberikan persetujuan untuk menunjuk Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri ke-10 Malaysia," kata pernyataan resmi Raja Malaysia.
Dikutip dari laman Sputnik News, Kamis (24/11/2022), selama pemilihan umum pada Sabtu lalu, aliansi Ibrahim berhasil mengamankan 82 kursi di parlemen yang beranggotakan 222 orang.
Sedangkan Perikatan Nasional (PN) yang dipimpin mantan PM Muhyiddin Yassin dan berbasis Melayu mendapatkan 73 kursi, sementara koalisi Barisan Nasional (BN) hanya berhasil mengumpulkan 30 suara.
Baca juga: Pemilu Malaysia, Anwar Ibrahim Diprediksi Kuat akan Menjadi Perdana Menteri
Blok-blok tersebut tidak dapat membentuk koalisi apapun selama beberapa hari terakhir, dengan kabinet yang dipimpin oleh Barisan Nasional menyatakan bahwa mereka akan menjadi oposisi.
Namun blok tersebut kemudian membatalkan keputusannya, dengan mengatakan bahwa aliansi tersebut akan menerima pemerintah persatuan apapun yang diputuskan oleh Raja.