China Terus Memodernisasi Militernya, Begini Dampaknya Bagi RI dan Asia Tenggara Menurut Analis
Proyek modernisasi militer China direncanakan berlangsung jauh lebih cepat dari pada yang dicanangkan oleh Xi pada kongres PKC ke-19 tahun 2017 lalu
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Republik Rakyat China (RRC) diyakini terus mempercepat proyek modernisasi militernya yang ditandai dari isi pidato Presiden Xi Jinping pada 16 Oktober 2022 lalu.
Saat itu Xi Jinping sudah menyampaikan tekadnya untuk mempercepat proses transformasi militer sehingga pada perayaan 100 tahun berdirinya Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) yang jatuh pada bulan Agustus 2027, angkatan bersenjata China telah menjadi militer kelas dunia.
“Negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, perlu mewaspadai peningkatan kekuatan militer Republik Rakyat Cina (RRC) dalam 5 tahun ke depan," ujar pengamat Tiongkok yang juga Ketua Forum Sinologi Indonesia, Johanes Herlijanto, Jumat, 25 November 2022,
"Presiden Xi Jinping yang baru saja terpilih kembali sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (PKC) untuk periode 2022-2027 memiliki ambisi untuk menjadikan militer Cina sebagai militer kelas dunia lebih cepat dari pada target semula,” ungkap Johanes Herlijanto.
Menurut Johanes, yang juga Dosen Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Pelita Harapan (UPH) ini, ambisi Presiden Xi tersebut terlihat dalam pidato beliau pada pembukaan Kongres Nasional PKC ke 20 tangal 16 Oktober yang lalu.
Baca juga: Inggris Mulai Batasi Penggunaan CCTV Buatan China Terkait Alasan Keamanan
Dalam pidato tersebut, Xi menyampaikan tekadnya untuk mempercepat proses transformasi militer China, agar pada perayaan 100 tahun berdirinya Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) yang jatuh pada bulan Agustus 2027 nanti, angkatan bersenjata China telah menjadi militer kelas dunia.
Ini berarti bahwa proyek modernisasi militer China direncanakan untuk berlangsung jauh lebih cepat dari pada yang dicanangkan oleh Xi pada kongres PKC ke-19 tahun 2017 yang lalu.
Saat itu, Xi menyampaikan misinya untuk menuntaskan proses modernisasi angkatan bersenjata China secara mendasar pada 2035, sehingga pada pertengahan abad ke 21, militer China diprediksi telah sepenuhnya bertransformasi menjadi angkatan bersenjata kelas dunia.
Dalam pandangan Johanes, tekad Xi tampaknya sangat mungkin terlaksana mengingat perkembangan militer China akhir-akhir ini terlihat sangat pesat, khususnya dalam hal modernisasi alutsista mereka.
Sebagai contoh, kapal induk ketiga mereka, Fujian, baru saja diresmikan pada 22 Juni 2022 yang lalu. Jumlah kepemilikan kapal dari angkatan laut China pun seimbang, bila tidak melebihi, kepemilikan kapal dari angkatan laut Amerika Serikat.
“Sebuah studi yang dipublikasikan pada September lalu oleh sebuah lembaga riset yang ada di Washington memperkirakan bahwa pada akhir dasawarsa 2020-an, kekuatan angkatan laut China akan bertambah sebanyak 40 persen. Ini belum termasuk kekuatan-kekuatan lainnya,” kata Johanes.
Proyeksi peningkatan kekuatan militer China di atas dikhawatirkan akan membawa dampak, baik jangka pendek maupun panjang, bagi negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Pasalnya, dalam pidato di atas, Xi juga menggarisbawahi komitmennya untuk meningkatkan kemampuan demi mempertahankan kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan China.