Dilanda Panic Buying Akibat Lockdown, Pasokan Pangan di Beijing Ludes Diserang 22 Juta Penduduk
Tak hanya sekolah dan pusat perbelanjaan juga terpaksa ditutup, beberapa taman dibuka dengan kapasitas 50 persen.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Toko hingga supermarket yang ada berjajar sepanjang jalan-jalan Beijing dilaporkan mengalami kekosongan bahan pangan, pada Sabtu (25/11/2022).
Ini terjadi setelah 22 juta warga negara China mengalami panic buying usai pemerintah memberlakukan kebijakan pengetatan wilayah atau lockdown.
Kendati pemerintah China tidak secara eksplisit menggunakan kata lockdown, tetapi faktanya semua fasilitas publik di kota Beijing ditutup usai pengumuman ini disiarkan.
Termasuk sekolah-sekolah umum, di mana para siswa kini mulai memberlakukan pembelajaran online. Tak hanya itu bioskop dan pusat perbelanjaan juga terpaksa ditutup, sementara beberapa taman dibuka dengan kapasitas 50 persen.
Baca juga: Ditemukan Subvarian Baru Virus Corona: Omicron BN.1, Apakah Berbahaya?
Kondisi ini sontak menjadikan Beijing sebagai kota hantu hingga membuat jutaan masyarakat dilanda kepanikan dan melakukan penimbunan bahan pangan karena takut mengalami krisis selama lockdown.
Bloomberg mencatat usai kebijakan ini diberlakukan sejumlah situs pengiriman bahan pangan online seperti aplikasi pengiriman seperti Freshippo milik Alibaba Group Holding, Sam's Club milik Walmart In serta gerai kelontong di Chaoyang, distrik terbesar di Beijing turut menghentikan layanannya lantaran kewalahan menerima pesanan dari para pembeli yang mengalami panic buying.
Tak hanya itu beberapa restoran bahkan menghentikan layanan take away serta ikut menutup toko dan menghentikan aktivitas penjualan setelah kehabisan stok bahan mentah.
“Ibukota tampaknya berubah menjadi kota hantu. Jalanan sepi di beberapa daerah tersibuk, bahkan pada jam sibuk. Jumlah penumpang kereta bawah tanah anjlok lebih dari 64 persen, “menurut analisis data transit Bloomberg.
Pembatasan wilayah diperketat usai infeksi Covid-19 meningkat kurang dari 100 infeksi sehari selama dua minggu terakhir.
Tercatat pada Kamis (24/11/2022) laju penyebaran Covid telah mencapai 1.854, naik drastis bila dibandingkan dengan Rabu (23/11/2022) 1.611. Angka ini bahkan masuk dalam angka rekor tertinggi di China seperti yang dikutip dari Bloomberg.
Alasan tersebut yang kemudian mendorong pemerintah untuk kembali memperketat kebijakan nol Covid dengan mendorong vaksinasi besar-besaran serta membangun lebih banyak fasilitas rumah sakit dan klinik di sejumlah distrik.