Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Stok Amunisi Berat Menipis, Pendukung Ukraina Kelabakan Pasok Senjata ke Kiev

Negara-negara anggota NATO pendukung Ukraina mulai kelabakan karena stok amunisi berat menipis dan makin sulit memasok terus ke Kiev.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Stok Amunisi Berat Menipis, Pendukung Ukraina Kelabakan Pasok Senjata ke Kiev
AFP
Personel militer AS berjaga di depan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) M142 selama Pameran Pertahanan Dunia pertama Arab Saudi, di utara ibu kota Riyadh, pada 6 Maret 2022. 

Story Highlight

  • Presiden Ukraina Volodymir Zelensky terus meminta bantuan senjata dan amunisi ke barat untuk melawan Rusia 
  • AS dan sekutunya telah mengirimkan bantuan senilai lebih dari 40 miliar dolar AS, dalam bentuk senjata, rudal, peluru, dan kendaraan tempur
  • Jerman menarik sejumlah meriam artilerinya dari Ukraina karena rusak dan tidak bisa digunakan di medan tempur 
  • Meriam-meriam Jerman itu dipindahkan ke bengkel perbaikan di Polandia karena tidak mungkin diperbaiki di Ukraina 

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Sebagian besar anggota NATO, para pendukung dan pemasok senjata serta amunisi ke Ukraina sedang kelabakan.

Laporan The New York Times menyebutkan, perang Rusia-Ukraina menguras stok amunisi di gudang mereka. Kecepatan penggunaan peluru di Ukraina tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Hanya negara-negara besar, termasuk AS, yang memiliki potensi terus mempersenjatai Kiev. Laporan media itu dikutip Russia Today, Minggu (27/11/2022).

Laporan itu sejalan dengan perkembangan di lapangan ketika persenjataan artileri dalam jumlah besar tidak bisa digunakan lagi di Ukraina.

Meriam-meriam itu rusak karena frekuensi penggunaan yang sangat tinggi, dan tidak bisa diperbaiki di Ukraina.

Sebagian howitzer kiriman Jerman misalnya, ditarik dari medan tempur dan dimasukkan ke bengkel perbaikan di Polandia.

Berita Rekomendasi

Laporan NYT yang ditulis Steven Erlanger dan Lara Jakes dipublikasikan Sabtu (26/11/2022) berjudul “US and NATO Scramble to Arm Ukraine and Refiil Their Arsenals”.

Baca juga: Rusia Klaim Hancurkan Dua Peluncur HIMARS dan Rudal Harpoon Ukraina

Baca juga: Pasukan Kiev Bombardir Tahanan di Donetsk Gunakan HIMARS, 53 Tentara Neo-Nazi Azov Tewas

Tulisan di laporan itu menggambarkan situasi yang tak pernah terbayangkan oleh negara-negara NATO pascaruntuhnya Uni Soviet.

Stok senjata termasuk amunisi negara barat pendukung Ukraina pada akhirnya cepat terkuras, setelah transfer senjata yang tak terhitung jumlahnya ke Ukraina.

Situasi ini membuat semakin sulit bagi militer NATO untuk memenuhi janji politisi untuk terus mendukung Kiev dengan apa pun yang dibutuhkan selama diperlukan.

“Negara-negara kecil telah kehabisan potensi mereka,” tulis NYT. Setidaknya 20 dari 30 anggota aliansi pertahanan tersedot sumber daya militernya.

Hanya sekutu yang lebih besar, termasuk Prancis, Jerman, Italia, dan Belanda, yang dianggap masih memiliki cukup persediaan untuk melanjutkan pengiriman senjata mereka ke Ukraina.

Sejak dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina pada akhir Februari, AS dan sekutu baratnya telah memberikan bantuan militer miliaran dolar kepada Kiev.

Nilainya mendekati $ 40 miliar, sebanding seluruh anggaran pertahanan tahunan Prancis.

Moskow telah berulang kali memperingatkan pengiriman senjata hanya akan memperpanjang konflik dan meningkatkan risiko konflik langsung antara Rusia dan NATO.

Dalam file foto ini diambil pada 09 Juni 2021, peluncur Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) M142 AS menembakkan salvo selama latihan militer
Dalam file foto ini diambil pada 09 Juni 2021, peluncur Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) M142 AS menembakkan salvo selama latihan militer "Singa Afrika" di wilayah Grier Labouihi di Maroko tenggara. Amerika Serikat mengirim Himars ke beberapa sistem roket canggih ke Ukraina, kata seorang pejabat AS pada 31 Mei 2022, mengakhiri berhari-hari spekulasi atas peningkatan terbaru bantuan militer ke Kyiv dalam perangnya melawan Rusia. (AFP)

Ketika Ukraina terus meminta lebih banyak senjata, stok Uni Eropa semakin menipis, dengan Jerman mengindikasikan sudah mencapai batasnya pada awal September.

Sementara itu, Lithuania, yang tidak memiliki senjata lagi untuk disumbangkan, telah mendesak sekutu untuk memberikan Ukraina semua yang kita miliki.

Presiden AS Joe Biden telah berjanji untuk menjaga saluran bantuan senjata (ke Ukraina) tetap terbuka selama dibutuhkan.

Tetapi persediaan amunisi militer Amerika pun mencapai titik kritis setelah pengiriman berulang kali ke Kiev.

Pada awal Maret, hanya beberapa minggu setelah konflik di Ukraina dimulai, Departemen Pertahanan AS berjuang mengisi kembali ribuan rudal yang dipasok ke Kiev.

Pada bulan Agustus, seperti diwartakan The Wall Street Journal, persediaan amunisi artileri 155 mm AS sangat rendah.

Lembar fakta terbaru Pentagon merinci lebih dari $19 miliar bantuan militer langsung yang disetujui sejak Februari, termasuk lebih dari 46.000 sistem anti-armor.

Pentagon juga telah mengirimkan hampir 200 howitzer, 38 Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) jarak jauh, dan sejumlah senjata berat lainnya termasuk kendaraan dan lebih dari 920.000 peluru artileri 155mm.

Lembaga Kajian AS untuk Studi Strategis dan Internasional (CSIS) sebelumnya menunjukkan militer Amerika tidak siap mendukung konflik yang berkepanjangan.

Industri pertahanan mereka pun diukur untuk tingkat produksi masa damai. Memperluas kemampuan produksi mereka akan memakan waktu bertahun-tahun.

NATO banyak berinvestasi di Ukraina, dengan anggota aliansi juga memberikan pelatihan dan kemampuan intelijen.

Terlepas dari dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya, Sekjen NATO Jens Stoltenberg, telah berulang kali mengklaim NATO bukan pihak dalam konflik.

Moskow melihat hal-hal secara berbeda. Beberapa pejabat tinggi, termasuk Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, menuduh NATO mengobarkan perang melawan Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan Rusia saat ini tengah memerangi seluruh mesin militer barat.(Tribunnews.com/RussiaToday/NYT/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas