Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Vladimir Putin Alihkan Strategi Perang, Kerahkan Hacker untuk Serang Fasilitas Pemerintahan Ukraina

Tak hanya mengincar fasilitas pemerintahan menurut laporan Microsoft, Rusia juga mengincar rantai pasokan senjata militer Ukraina

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Vladimir Putin Alihkan Strategi Perang, Kerahkan Hacker untuk Serang Fasilitas Pemerintahan Ukraina
Mikhail Metzel / SPUTNIK / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin. Vladimir Putin diam-diam menerjunkan beberapa hacker kondang asal negaranya untuk menyerang fasilitas pemerintahan Ukraina, aksi tersebut terungkap oleh Microsoft Corporation setelah raksasa teknologi asal AS itu mengelar penyelidikan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEW.COM, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin diam-diam menerjunkan beberapa  hacker kondang asal negaranya untuk menyerang fasilitas pemerintahan Ukraina, aksi tersebut terungkap oleh Microsoft Corporation setelah raksasa teknologi asal AS itu mengelar penyelidikan.

Dalam laporan analisis yang dirilis Microsoft terlihat dengan jelas apabila Rusia telah melakukan serangan siber yang terkoordinasi dengan tembakan rudal untuk menghancurkan infrastruktur vital di Ukraina.

Mundurnya performa tentara Rusia di medan perang dalam melawan militer Ukraina selama belakangan terakhir, hingga memicu pembengkakan pengeluaran bagi pemerintah Moskow. Diperkirakan menjadi penyebab mengapa pemerintah Rusia mulai mengalihkan strategi perangnya dari serangan darat menjadi serangan siber.

Baca juga: Hari Ini Negara G7 dan EU Mulai Batasi Harga Minyak Rusia US$ 60 per Barel

Tak hanya mengincar fasilitas pemerintahan, menurut laporan Microsoft yang ditulis oleh General Manager Digital Threat Analysis Center Microsoft Clint Watts, serangan hacker yang dilakukan Rusia juga mengincar rantai pasokan senjata militer serta jaringan organisasi energi, air, dan infrastruktur penting lainnya di Ukraina.

"Hacker Rusia diam-diam telah mengumpulkan data rute distribusi dan operasi logistik untuk mendukung serangan di masa depan," jelas Microsoft.

Dengan memanfaatkan  malware Wiper atau pemrograman yang dapat  menghapus data secara permanen. Microsoft mengungkap bahwa Rusia setidaknya telah melakukan serangan sekitar 55 persen sejak Februari 2022.

Berita Rekomendasi

Tekanan ini lantas makin memperburuk kondisi Ukraina, mengingat sebelumnya sejumlah kota di negara ini telah hancur akibat digempur serangan rudal Rusia hingga memicu kelumpuhan  aliran listrik dan pasokan air ke warga sipil di seluruh Ukraina.

Khawatir apabila serangan siber Rusia kian mengganas, Microsoft kini mulai aktif menyerukan peringatan atas meluasnya serangan siber Rusia. Terlebih para hacker kebanggan Rusia dilaporkan tengah berencana mengeksploitasi tensi krisis energi di Eropa dengan memanfaatkan sentimen anti-imigran

Baca juga: Rusia Sebut Badan HAM PBB Abaikan Pelecehan Terhadap Wanita Ukraina di Negara Uni Eropa

Selain itu Microsoft turut menawarkan metodologi untuk melawan ancaman digital, salah satunya  dengan membangun pendekatan "four ds" untuk melawan aktivitas cyber dan pengaruh yang berbahaya dari sinyal musuh. 

Sebagai informasi serangan seperti ini bukanlah kali pertama yang dilakukan Rusia, sebelumnya pada Oktober lalu operator militer Rusia diketahui telah menggelar serangan siber ke Polandia, dengan menargetkan fasilitas logistik untuk pengiriman bantuan militer dan kemanusiaan untuk Ukraina.

Meski serangan siber Rusia sulit untuk dimusnahkan karena tak terlihat secara kasat mata, namun Microsoft mengungkap setidaknya perusahaan beserta ahli keamanan siber AS telah berhasil menggagalkan 80 persen dari serangan siber.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas