Rusia Minta Israel Tak Halangi Transfer Senjata Rusia dari Suriah ke Ukraina
Rusia minta Israel tak halangi Transfer senjata pasukan Rusia dari Suriah ke Ukraina. Selama ini Rusia juga menempatkan pasukannya di Suriah.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Miftah

TRIBUNNEWS.COM - Rusia meminta Israel untuk tidak menahan transfer senjata pasukan Rusia dari Suriah ke Ukraina.
Perwakilan Rusia dan Israel saat ini sedang melakukan pembicaraan beberapa hari terakhir terkait masalah ini, Minggu (4/12/2022).
Namun, Kedutaan Rusia di Israel tidak memberikan komentar.
Israel dan Rusia sebenarnya telah lama mengoordinasikan kegiatan mereka di wilayah udara Suriah untuk menghindari bentrokan.
Namun, hubungan keduanya tegang sejak Rusia menginvasi Ukraina sejak 24 Februari 2022.
Baca juga: India Pertahankan Impor Minyak Rusia, Tolak Kebijakan Eropa soal Pembatasan Impor 60 Dolar per Barel
Transfer senjata yang dilakukan Rusia melalui Suriah ini diperkirakan berupa sistem pertahanan udara dan drone.
Israel diduga telah melakukan ratusan serangan di Suriah yang bertujuan mencegah Iran membangun pijakan militer di sana.
Pemerintah Israel berupaya menghentikan pasokan senjata canggihnya ke kelompok teror Hizbullah Libanon, Wakil Iran.
Di sisi lain, Rusia telah menyediakan ribuan pasukan dan perangkat keras militer untuk sekutunya Suriah, dikutip dari Times of Israel.
Operasi militer Israel ini menyebabkan ketegangan dengan Rusia, yang telah menempatkan militernya di Suriah sejak tahun 2015.
Baca juga: Rusia Kerahkan Sistem Rudal Pertahanan di Pulau Kuril Dekat Jepang

Diketahui, Rusia selama ini ikut berjuang untuk menekan perang saudara yang sedang berlangsung di Suriah.
Pada bulan Oktober 2022, Rusia menarik pasukannya di Suriah ketika kendala pasokan dalam perang yang sedang berlangsung di Ukraina.
Rusia juga menghapus sistem pertahanan udara S-300 yang canggih, yang merupakan ancaman besar bagi operasi Angkatan Udara Israel di Suriah.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, Israel mendukung Ukraina dengan membatasi hanya memberikan bantuan kemanusiaan, bukan bantuan militer.
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Kunjungi Jembatan Kerch Krimea yang Dibom Oktober 2022
