Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ukraina Terbangkan Drone Era Soviet Incar Pangkalan Pengebom Nuklir Rusia

Roket era Soviet yang bisa difungsikan jadi drone intai dan pengebom menghantam pangkalan strategis Rusia di Ryazan dan Saratov.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Ukraina Terbangkan Drone Era Soviet Incar Pangkalan Pengebom Nuklir Rusia
Wikipedia Common
Pesawat jet tanpa awak Tu-141 ini bisa difungsikan sebagai alat intai dan serang jika dilengkapi bom. Drone buatan era Soviet ini digunakan Ukraina untuk menyerang sasaran jauh di dalam wilayah Rusia, Senin (5/12/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Tiga prajurit Rusia tewas menyusul serangan roket yang bisa berfungsi sebagai drone ke pangkalan udara Rusia di Ryazan dan Saratov, Senin (5/12/2022) subuh.

Kedua pangkalan ini terletak sangat jauh dari perbatasan Ukraina-Rusia. Kementerian Pertahanan Rusia menyebut Ukraina menggunakan drone jet era Soviet, Tupolev Tu-141.

Drone yang terbang rendah itu ditembak dan jatuh menimbulkan ledakan cukup besar. Kerusakan kecil dilaporkan menimpa dua pesawat tempur Rusia di pangkalan yang diserang.

Drone jet buatan Soviet itu beberapa tahun lalu dihidupkan oleh Ukraina, dan kini dikirimkan untuk menyerang lapangan terbang Dyagilevo di Ryazan dan lapangan terbang Engels di Saratov.

Kedua pangkalan ini menjadi lokasi pengebom strategis Rusia berkemampuan nuklir, yaitu Tupolev Tu-95 Bears dan Tu 160 White Swan.

Baca juga: Rusia Siaga setelah Krimea Jadi Sasaran Serangan Drone

Baca juga: Serangan Masif Rusia, Pabrik Perakitan Drone Bayraktar di Ukraina Dihancurkan

Baca juga: Rusia Tembakkan Rudal ke Ukraina, Balas Serangan Drone ke 2 Pangkalan Militer Rusia

Pesawat tak berawak Ukraina sebelumnya telah menyerang markas Armada Laut Hitam di Sevastopol dan menargetkan angkatan laut Rusia di Krimea.

Tapi serangan hari Senin mencapai jauh di dalam wilayah Rusia. Lapangan terbang Dyagilevo berjarak lebih dari 500 km dari Ukraina, sedangkan Engels berjarak sekitar 700 km.

Berita Rekomendasi

Pangkalan Udara Dyagilevo berfungsi sebagai pusat pelatihan penerbangan strategis Rusia. Pangkalan Udara Engels jadi markas unit pendukung komponen udara triad nuklir Rusia.

Rusia langsung membalas serangan itu lewat peluncuran rudal ke sasaran industri pertahanan, komunikasi dan pusat komando militer Ukraina Senin sore waktu setempat.

Serangan tersebut berhasil mengganggu transportasi kereta api pasukan Ukraina, senjata, peralatan, dan amunisi yang dipasok asing ke garis depan.

“Semua 17 sasaran yang ditargetkan telah tercapai,” kata Kemenhan Rusia dalam sebuah pernyataan publik.

RIA Novosti melaporkan kedua lapangan udara difoto secara ekstensif selama akhir pekan oleh satelit milik Maxar, sebuah perusahaan swasta yang berbasis di AS.

Dalam foto-foto yang dipubliksikan, terlihat penyebaran sekira dua lusin pengebom strategis jarak jauh Tu-95 "Bear" dan Tu-160 "White Swans".

Sebagian terparkir, sebagian terlihat  lepas landas dan terbang. Media Sputnik tidak dapat segera mengkonfirmasi keaslian gambar tersebut.

Foto menunjukkan sedikit jika ada tutupan salju di medan yang mengelilingi fasilitas yang ditampilkan dalam gambar.

Wilayah Saratov telah melaporkan suhu di bawah titik beku dan salju ringan sporadis sejak 25 November.

Menurut koresponden militer Aleksandr Kots, serangan itu dilakukan oleh drone jet Tu-141, yang awalnya dikembangkan di Uni Soviet pada 1970-an.

Satu pesawat tak berawak Ukraina dengan jenis yang sama terlibat dalam insiden pada Maret, ketika terbang di atas Rumania dan Hongaria tanpa terdeteksi dan jatuh di dekat asrama di ibu kota Kroasia, Zagreb.

Investigasi militer Kroasia menyatakan, pesawat tak berawak itu dilengkapi dengan bom, dan dimaksudkan untuk menyerang Rusia, tetapi malah terbang keluar jalur dan jatuh di Kroasia.

Pada Juli, para pejabat di wilayah Kursk Rusia melaporkan dua drone Tu-141 telah ditembak jatuh oleh pertahanan udara setempat.

Washington dan sekutunya telah mengirim serangkaian persenjataan ke Kiev dalam beberapa bulan terakhir, dan telah memberikan dukungan intelijen kepada militer Ukraina.

Pasukan Ukraina telah menggunakan senjata ini untuk menyerang pasukan Rusia, pangkalan militer, dan infrastruktur sipil.

Drone Tu-141 yang dirancang Biro Desain Tupolev pada pertengahan 1970-an, dan digunakan secara luas oleh militer Soviet untuk tujuan pengintaian hingga 1989.

Pada 2014, Ukraina mengembalikan UAV untuk perangnya melawan Donbass.

Setelah Rusia memulai operasi militernya di Ukraina pada Februari, drone itu diterbangkan beberapa kali.(Tribunnews.com/RussiaToday/Sputniknews/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas