CIA Sembunyikan Dokumen Penting Lee Harvey Oswald, Penembak Presiden JFK
Peneliti kasus pembunuhan Presiden AS John F Kennedy, Jefferson Morley, menyebut CIA menyembunyikan dokumen penting tentang Lee Harvey Oswald.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Central Inteligence Agency (CIA) menyembunyikan apa siapa Lee Harvey Oswald, pria yang membunuh Presiden AS John F Kennedy (JFK) pada 1963.
Lee Harvey Oswald disebut terlibat operasi rahasia anti-Kuba hanya beberapa bulan sebelum pembunuhan itu.
John F Kennedy ditembak menggunakan senapan jarak jauh saat pawai melintasi Dealey Plaza, Dallas, Texas.
Lee Harvey Oswald segera ditangkap atas tuduhan menembak presiden dari jendela lantai enam di gedung dekat lokasi kejadian.
Temuan ini dikemukakan jurnalis Jefferson Morley yang meneliti kasus ini dalam jumpa pers di Mary Ferrel Foundation Senin (7/12/2022).
Lebih dari seminggu kemudian, Tucker Carlson dari Fox News di acara bincang-bincang malamnya mengungkapkan perkembangan lebih vulgar, CIA terlibat pembunuhan JFK.
Baca juga: Tucker Carlson Ungkap CIA Terlibat Pembunuhan Presiden John F Kennedy
Baca juga: Amerika Serikat Rilis Dokumen Rahasia Pembunuhan John F. Kennedy
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah 22 November, Presiden AS John F Kennedy Tewas Ditembak di Dallas
Menurut Morley, CIA tidak hanya mengetahui aktivitasnya, mereka juga tidak pernah memberi tahu Komisi Warren.
Komisi ini dibentuk seolah badan independen untuk menyelidiki pembunuhan Presiden John F Kennedy.
CIA bahkan melangkah lebih jauh dengan menyangkal mereka memiliki pengetahuan tentang mereka sama sekali. Morley dikenal gigih sebagai peneliti pembunuhan JFK
“Apa yang disembunyikan CIA adalah apa yang selalu mereka sembunyikan, yang merupakan sumber dan metode mereka terkait dengan Lee Harvey Oswald,” katanya.
"Kita berbicara tentang bukti senjata api dari operasi CIA yang melibatkan Lee Harvey Oswald," imbuhnya.
Menurut jurnalis itu, Oswald terlibat dalam operasi yang bertujuan mendiskreditkan pendukung Amerika dari pemimpin komunis Kuba Fidel Castro.
Morley mendasarkan klaimnya pada file agen CIA George Joannides, yang bekerja dengan kelompok pengasingan Kuba anti-Castro.
Setidaknya 44 dokumen dalam file Joannides masih diklasifikasikan CIA dan, katanya, dapat memberikan wawasan lebih lanjut tentang upaya nyata untuk menampilkan Oswald sebagai tokoh pro-Castro yang tidak terikat.
Yayasan Mary Ferrell menggugat pemerintahan Joe Biden dan Arsip Nasional pada Oktober 2022, menuntut pembebasan 16.000 dokumen rahasia tentang pembunuhan JFK.
Segel rahasia sebenarnya telah diperintahkan dibuka oleh Presiden Bill Clinton pada 1992.
Sementara sebagian besar ahli tidak percaya harta karun itu berisi bukti CIA atau keterlibatan pemerintah lainnya yang tak terbantahkan dalam pembunuhan Kennedy.
Banyak yang menduga mereka memasukkan informasi tentang kontak badan tersebut dengan Oswald sebelum pembunuhan itu.
Morley sebelumnya telah menggugat CIA dalam upaya agar file Joannides dideklasifikasi, tetapi sejauh ini tidak berhasil.
JFK telah berselisih dengan CIA pada bulan-bulan sebelum kematiannya karena Krisis Misil Kuba dan bencana Teluk Babi.
JFK melihat krisis itu diarahkan untuk membawa AS ke dalam perang dengan Kuba. Lebih jauh lagi perang nuklir melawan Uni Soviet.
Badan tersebut sangat terlibat dalam gerakan anti-Castro di AS, dan Oswald, yang kembali ke AS pada tahun 1962 setelah membelot ke Uni Soviet dua setengah tahun sebelumnya.
Oswald dikabarkan terlibat gerakan lokal “Permainan Adil untuk Kuba. Kembalinya Oswald dari Soviet ke Amerika tidak mendapat perlakuan khusus.
Misteri Gerakan Oswald
Dalam sebuah episode "Tucker Carlson Tonight Show," yang ditayangkan Kamis malam itu, pembawa acara Fox News membeberkan apa yang ia dapat dari sumber tingkat tinggi.
Sumber itu menurut Tucker Carlson "secara langsung dan pribadi akrab" dengan dokumen internal yang ditolak CIA untuk diungkapkan kepada umum.
Catatan itu disebutnya memang menunjukkan CIA bertanggung jawab atas pembunuhan Presiden AS yang popular pada masanya itu.
"Ya, saya yakin CIA terlibat dalam pembunuhan Presiden Kennedy," kata sumber itu, menurut Carlson. “Ini negara yang sangat berbeda dari yang kami kira. Itu semua palsu.”
Pada Kamis, CIA merilis kumpulan dokumen internal lainnya yang berkaitan dengan penyelidikannya atas pembunuhan tersebut.
Tetapi publikasi dokumen pembunuhan JFK itu gagal mengungkapkan dokumen penting apa pun yang menyingkap siapa di balik eksekusi legendaris itu.
Para ahli menyarankan kurangnya informasi baru yang terungkap dalam dokumen menunjukkan CIA memiliki sesuatu yang disembunyikan.
“Apa yang telah ditentukan CIA adalah sebagai berikut: Lebih baik mengekspos diri mereka pada kritik publik dan secara harfiah bertindak melawan apa yang dikatakan hukum AS, lebih baik melakukan itu karena harus berurusan dengan apa yang dapat dipublikasikan,” kata peneliti JFK Fernand Amandi .
Pengamat yang skeptis telah lama berpendapat Lee Harvey Oswald, orang yang diklaim oleh pemerintah AS sebagai pembunuh Kennedy, sebenarnya adalah aset CIA.
Indikasinya, setelah mantan Marinir yang konon 'membelot' ke Uni Soviet, dapat kembali ke AS dengan bebas dan tidak menghadapi hambatan yang jelas untuk berintegrasi kembali.
Baik aktivis pro dan anti-Kuba di Dallas, Texas, melaporkan kontak yang sering dengan Oswald – menunjukkan dia berusaha untuk mempengaruhi kedua kubu.
"Apakah ada smoking gun? Apakah ada selembar kertas yang membuktikan konspirasi?" tanya peneliti JFK dan mantan reporter Washington Post, Jefferson Morley.
"Tidak. .... Tapi ada bukti kuat bahwa (the) CIA memiliki kepentingan operasional di Oswald ketika JFK masih hidup,” lanjutnya.
Carlson menyebutkan, dengan CIA terus secara ilegal menahan catatan yang berkaitan dengan pembunuhan Kennedy, situasi yang dihadapi orang Amerika suram.
“Di dalam pemerintah AS ada kekuatan yang sepenuhnya di luar kendali demokrasi” yang “lebih kuat daripada pejabat terpilih yang seharusnya mengawasi mereka,” catatnya.
“Kekuatan ini dapat memengaruhi hasil pemilu. Mereka bahkan dapat menyembunyikan keterlibatan mereka dalam pembunuhan seorang presiden Amerika. Dengan kata lain, mereka dapat melakukan hampir semua yang mereka inginkan,” katanya.
Jelas sekarang CIA, kata Carlson, merupakan pemerintahan di dalam pemerintahan, yang mengejek gagasan demokrasi dengan keberadaan mereka.
“Orang Amerika semakin tidak mempercayai pemerintah mereka setiap tahun sejak pembunuhan Kennedy,” jelasnya. “Mungkin ini alasannya,” sambungnya.
Mantan Direktur CIA Mike Pompeo diundang ke acara itu untuk membahas tuduhan mencengangkan tentang keterlibatan agensi dalam pembunuhan Kennedy, tetapi menolak untuk tampil.
Menurut narasumber tamu Miranda Devine, kolumnis New York Post, jika Pompeo mengakui CIA berperan dalam pembunuhan Kennedy, bahaya besar akan dihadapi CIA.
“Kemarahan yang akan meledak – dan ini adalah kemarahan bipartisan, itu akan menjadi satu hal yang akan menyatukan orang Amerika,” kata Miranda.
Menurutnya, kemarahan mutlak pada agen mata-mata yang tidak bertanggung jawab ini yang telah memutuskan akan terlibat dalam pembunuhan orang Amerika yang merupakan presiden terpilih,” klaim Miranda Devine.
"Akan ada pembersihan seperti itu dari CIA, saya tidak tahu apakah itu akan bertahan," pungkasnya.
Apa yang dibicarakan di acara Tucker Carlson Tonight Show ini belum mendapatkan tanggapan atau reaksi CIA, maupun pemerintah AS di Gedung Putih.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)