Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jerman Habiskan 500 Miliar Dolar AS untuk Menopang Pasokan Energi Sejak Konflik Rusia-Ukraina

Jerman dilaporkan telah mengalokasikan hampir 500 miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk menopang pasokan energinya sejak konflik Rusia-Ukraina.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Jerman Habiskan 500 Miliar Dolar AS untuk Menopang Pasokan Energi Sejak Konflik Rusia-Ukraina
Libkos/AP
Ilustrasi - Kota Bakhmut di Ukraina timur yang hancur lebur oleh serangan puluhan rudal dan roket militer Rusia. Jerman dilaporkan telah mengalokasikan hampir 500 miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk menopang pasokan energinya sejak konflik Rusia-Ukraina. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, BERLIN - Jerman dilaporkan telah mengalokasikan hampir 500 miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk menopang pasokan energinya dan 'tetap menyalakan lampu' sejak konflik Rusia dan Ukraina dimulai pada Februari lalu.

Namun pengeluaran besar-besaran ini kemungkinan tidak cukup untuk mengatasi krisis energi.

Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (16/12/2022), perkiraan total biaya mencerminkan 'skala kumulatif' dana talangan energi dan skema lain yang telah diterapkan Jerman di tengah melonjaknya harga minyak dan gas alam serta hilangnya impor dari Rusia.

Berbagai subsidi disebut sebagai 'bazooka energi' dan setara dengan 5.400 dolar AS per penduduk di Jerman, 12 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) serta diperkirakan 1,6 miliar dolar AS per hari sejak dimulainya konflik di Eropa Timur.

Baca juga: Presiden Turki Erdogan Ingin Temui Presiden Rusia dan Suriah tanpa Campur Tangan AS

Kemungkinan diperlukan pula lebih banyak pengeluaran untuk mengatasi krisis ini.

"Seberapa parah krisis ini dan berapa lama akan berlangsung, itu sangat bergantung pada bagaimana krisis energi akan berkembang," kata Kepala Penelitian Makroekonomi di German Economic Institute, Michael Gromling.

Berita Rekomendasi

Perlu diketahui, efek ekonomi dari konflik tersebut sebagian besar berasal dari sanksi anti-Rusia yang diberlakukan oleh AS, Jerman dan anggota NATO lainnya.

Terlepas dari upaya Barat untuk menghukum dan mengisolasi Rusia, pendapatan pemerintah Rusia dari ekspor minyak dan gas diklaim meningkat lebih dari dua kali lipat dalam setahun menjadi 10 triliun rubel atau sekitar 160 miliar dolar AS dalam 11 bulan pertama 2022.

Selama periode yang sama, peningkatan pendapatan energi membantu mendorong surplus anggaran pemerintah Rusia menjadi 557 miliar rubel.

Kendati demikian, ekonomi terbesar Eropa itu kini berada 'di bawah kekuasaan' cuaca.

Baca juga: Lembaga Ekonomi: Resesi di Jerman Lebih Ringan dari yang Diperkirakan

Penjatahan energi dianggap sebagai risiko jika terjadi musim dingin yang panjang pada momen musim dingin kali ini.

Musim dingin kali ini merupakan yang pertama di Jerman dalam setengah abad tanpa gas Rusia.

Wakil Presiden Institut Kiel untuk Ekonomi Dunia Jerman, Stefan Kooths mengatakan bahwa pasokan energi yang tidak pasti telah mendorong ekonomi negara ke 'fase yang sangat kritis'.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas