Tucker Carlson Ungkap CIA Terlibat Pembunuhan Presiden John F Kennedy
Tucker Carlson, pemandu acara televisi Fox News berdasar info dari sumber tingkat tinggi, menguak CIA terlibat pembunuhan Presiden John F Kennedy.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
"Tidak. .... Tapi ada bukti kuat bahwa (the) CIA memiliki kepentingan operasional di Oswald ketika JFK masih hidup,” lanjutnya.
Carlson menyebutkan, dengan CIA terus secara ilegal menahan catatan yang berkaitan dengan pembunuhan Kennedy, situasi yang dihadapi orang Amerika suram.
“Di dalam pemerintah AS ada kekuatan yang sepenuhnya di luar kendali demokrasi” yang “lebih kuat daripada pejabat terpilih yang seharusnya mengawasi mereka,” catatnya.
“Kekuatan ini dapat memengaruhi hasil pemilu. Mereka bahkan dapat menyembunyikan keterlibatan mereka dalam pembunuhan seorang presiden Amerika. Dengan kata lain, mereka dapat melakukan hampir semua yang mereka inginkan,” katanya.
Jelas sekarang CIA, kata Carlson, merupakan pemerintahan di dalam pemerintahan, yang mengejek gagasan demokrasi dengan keberadaan mereka.
“Orang Amerika semakin tidak mempercayai pemerintah mereka setiap tahun sejak pembunuhan Kennedy,” jelasnya. “Mungkin ini alasannya,” sambungnya.
Mantan Direktur CIA Mike Pompeo diundang ke acara itu untuk membahas tuduhan mencengangkan tentang keterlibatan agensi dalam pembunuhan Kennedy, tetapi menolak untuk tampil.
Menurut narasumber tamu Miranda Devine, kolumnis New York Post, jika Pompeo mengakui CIA berperan dalam pembunuhan Kennedy, bahaya besar akan dihadapi CIA.
“Kemarahan yang akan meledak – dan ini adalah kemarahan bipartisan, itu akan menjadi satu hal yang akan menyatukan orang Amerika,” kata Miranda.
Menurutnya, kemarahan mutlak pada agen mata-mata yang tidak bertanggung jawab ini yang telah memutuskan akan terlibat dalam pembunuhan orang Amerika yang merupakan presiden terpilih,” klaim Miranda Devine.
"Akan ada pembersihan seperti itu dari CIA, saya tidak tahu apakah itu akan bertahan," pungkasnya.
Apa yang dibicarakan di acara Tucker Carlson Tonight Show ini belum mendapatkan tanggapan atau reaksi CIA, maupun pemerintah AS di Gedung Putih.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)