Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Keistimewaan Jubah Hitam yang Dipakai Messi Saat Angkat Trofi Piala Dunia 2022

Lionel Messi jadi pusat perhatian. Termasuk jubah hitam yang dikenakan Lionel Messi saat mengangkat trofi Piala Dunia .

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ini Keistimewaan Jubah Hitam yang Dipakai Messi Saat Angkat Trofi Piala Dunia 2022
AFP/FRANCK FIFE
Pemain depan Argentina Lionel Messi mengangkat trofi Piala Dunia selama upacara trofi Piala Dunia Qatar 2022 setelah pertandingan final sepak bola antara Argentina dan Prancis di Stadion Lusail di Lusail, utara Doha. Minggu (18 Desember 2022). Argentina menang dalam adu penalti dengan Prancis. Tampak Messi memakai jubah hitam. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Timnas Argentina akhirnya keluar sebagai juara pada  Final Piala Dunia 2022 di Qatar, Minggu (18/12/2022) setelah mengalahkan Perancis.

Dalam pertandingan yang menyedot emosi penonton sepak bola itu, striker Argentina Lionel Messi jadi pusat perhatian.

Termasuk jubah hitam yang dikenakan Lionel Messi saat mengangkat trofi Piala Dunia .

Jubah itu dipasangkan langsung oleh Emir Qatar, Tamim bin Hamad Al Thani.

Ternyata itu bukan sembarang jubah.

Baca juga: Daftar Trofi dan Prestasi Lionel Messi Sepanjang Sejarah, Piala Dunia 2022 Lengkapi Torehan La Pulga

Jubah hitam agak keemasan itu dikenal dengan sebutan bisht.

Bukan sembarang orang yang bisa memakai jubah itu.

BERITA REKOMENDASI

Bisht adalah  sebuah jubah yang lebih sering dipakai oleh Emir atau bangsawan dan menteri serta orang penting di Qatar ketika ada hari besar nasional.

Dengan pemberian kain bisht kepada Messi, seolah menandakan bahwa pemain berjuluk La Pulga tersebut sudah menjadi seorang legenda dengan kehormatan tertinggi setelah meraih trofi Piala Dunia 2022.

Asal-usul Bisht

Dahulu, bisht dikenakan oleh orang Bedouins atau orang Badui, suku pengembara di Jazirah Arab, saat musim dingin.

Bahannya mirip bahan kain karung untuk melindungi pemakainya dari air hujan.


"Bisht pertama kali dijahit di Persia. Orang Saudi diperkenalkan pada bisht saat pedagang bisht datang ke tanah suci untuk haji atau umrah," kata Abu Salem, penjahit Saudi asal Al-Ahsa, dikutip dari Arab News.

Kini bisht hanya dikenakan di acara khusus dan penting seperti pernikahan, festival, wisuda, dan Hari Raya Idulfitri.

Sehelai bisht bisa berharga sangat mahal karena sulaman emas, perak, tembaga, dan kain sutra yang digunakan dalam pembuatannya, seperti dikutip dari laman National Clothing.

Satu bisht berkisar dari sekitar Rp 415 ribu hingga Rp 82,9 juta.

Bisa jadi jubah yang dipakai Messi harganya di atas itu.

"Bisht hitam dengan sulaman emas adalah yang paling populer setelah bisht krem dan putih. Baru diperkenalkan di '90-an. Bisht biru, marun, abu-abu biasanya dipakai anak muda. Yang tua tetap pakai warna hitam, cokelat, dan krem," kata Abu Salem.

Kain yang digunakan untuk membuat bisht, juga kini menjadi simbol perayaan, spesial, dan memberikan kesan mewah. Karena tidak lagi dibuat dari kain tebal, bisht tidak lagi umum berfungsi menghangatkan.

Royal bisht contohnya, dirancang khusus untuk pangeran, politisi, dan orang kaya. Karena itu, harganya umumnya paling mahal.

"Orang kaya biasanya pakai bisht warna hitam, madu, krem, dan krem muda. Mereka selalu pakai bisht buatan tangan dan menggunakan benang emas atau perak, kadang kombinasi keduanya," jelas Abu Salem.

Dipakai Orang Penting

Bisht kini umum digunakan politisi, cendekiawan keagamaan, dan orang-orang berpangkat tinggi di negara-negara Teluk Arab, Irak, dan negara di utara Arab Saudi.

Untuk itu, bisht juga menjadi penanda atau pembeda sosok-sosok yang memakainya.

Di kebudayaan Arab, bisht buatan tangan merupakan simbol pembeda yang sangat besar bagi pemakainya.

Karena itu, keterampilan membuat bisht juga diturunkan dari generasi ke generasi.

Daerah Al-Ahsa di Eastern Province dikenal sebagai kawasan penjahit bisht terbaik selama 2000 tahun.

Mereka juga dikenal sebagai produsen bisht terdepan di negara-negara Teluk sejak 1940.

Salah satu yang terkenal yakni Al-Qattan, Al-Kharas, Al-Mahdi, atau Al-Bagli, diturunkan dari nama keluarga penjahitnya.

Di Al-Ahsa sendiri dikenal bisht spesial Hasawi. Bisht paling mahal ini berbahan bulu unta, llama, atau wol kambing, dengan sulaman emas di kerah dan lengan.

"Membuat Hasawi adalah seni yang butuh akurasi dan kecakapan. Membuat sulaman emasnya butuh kesabaran dan makan waktu berjam-jam. Durasinya tergantung gaya dan desain.

Satu bisht buatan tangan bisa makan wkatu 80 sampai 120 jam, oleh 4 penjahit, masing-masing dengan tugas spesifik," pungkas Abu Salem.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Bisht, Jubah Hitam yang Dipakai Messi saat Angkat Trofi Piala Dunia Ternyata Kerap Dipakai Bangsawan

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas