Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Laporan Lab WHO Tunjukkan Kontaminasi Dietilen Glikol dalam Sirup Obat Batuk Gambia

Laboratorium di Swiss mengidentifikasi adanya zat berbahaya Dietilen Glikol (DEG) dari obat sirup India.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Laporan Lab WHO Tunjukkan Kontaminasi Dietilen Glikol dalam Sirup Obat Batuk Gambia
Venture Academy
Ilustrasi obat sirup - Sebuah laboratorium di Jenewa, Swiss yang menerima sampel empat sirup obat batuk yang diproduksi oleh perusahaan yang berbasis di Haryana, India, dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi adanya zat berbahaya Dietilen Glikol (DEG). 

Menurut perhitungannya, konsentrasi DEG v/v persen yang diuji untuk empat sampel di lab Swiss berkisar dari 0,9 hingga 19,02 persen untuk nilai masing-masing produk.

Ini lebih dari apa yang diungkapkan investigasi tentang peristiwa keracunan massal DEG di Haiti, di mana 86 anak meninggal pada1996.

Konsentrasi DEG dalam produk kesehatan yang terkait dengan peristiwa ini ditemukan sebesar 14,4v/v persen.

Dalam kejadian serupa, 21 anak meninggal di Panama pada 2006.

Konsentrasi DEG yang ditemukan sebesar 8,1 v/v persen, sementara itu 19,3 v/v persen dalam kasus peristiwa keracunan massal di Nigeria yang terjadi pada 2009.

Ahli Biokimia tersebut, saat membuat perhitungan ini, mengatakan bahwa hasilnya merupakan perkiraan dan dapat berbeda 0,2 hingga 0,5 persen dengan mempertimbangkan beberapa faktor lingkungan.

DEG adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pelarut untuk keperluan industri, namun bukan untuk keperluan farmasi.

Berita Rekomendasi

Dalam pembuatan obat, Propilen Glikol (PG) akan digunakan sebagai pelarut.

Namun karena kurangnya pengawasan atau dengan tujuan untuk mengurangi biaya, produsen membeli PG yang terkontaminasi DEG.

Kemudian jika pabrikan gagal menguji bahan mentah sebelum menggunakannya, kemungkinan untuk keracunan DEG pun menjadi sangat tinggi.

Baik DEG dan EG dilarang dalam obat-obatan, karena diketahui dapat menyebabkan gagal ginjal atau beberapa dampak lainnya yang merugikan kesehatan.

'Peringatan produk' WHO meminta semua negara untuk menghapus keempat produk ini dari pasar dan menganggapnya tidak aman hingga analisis dinyatakan selesai.

Efek beracun dari zat berbahaya ini disebut dapat mencakup sakit perut, muntah, diare, ketidakmampuan untuk buang air kecil, sakit kepala, perubahan kondisi mental hingga cedera ginjal akut yang dapat menyebabkan kematian.

Produk di bawah standar yang dirujuk dalam peringatan ini tidak aman dalam penggunaannya.

Terutama pada kelompok anak-anak, karena dapat mengakibatkan cedera serius atau kematian.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas