Pesawat Hawaiian Airlines Mengalami Turbulensi Parah, 36 Penumpang Dilaporkan Mengalami Luka-luka
Pihak Hawaiian Airlines menyampaikan akan memberikan bantuan kepada seluruh penumpang yang terkena dampak turbulensi.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Pesawat Hawaiian Airlines yang sedang melakukan penerbangan dari Phoenix menuju Honolulu, Hawaii pada Minggu (18/12/2022) mengalami turbulensi parah, akibatnya 36 penumpang mengalami luka-luka dengan 20 penumpang dibawa ke ruang gawat darurat.
“Sebelas pasien dalam kondisi serius,” kata Layanan Medis Darurat (EMS) Honolulu dalam sebuah pernyataan. Di antara mereka yang dibawa ke rumah sakit adalah seorang anak berusia 14 bulan.
“Cedera pasien termasuk cedera kepala serius, laserasi, memar dan kehilangan kesadaran,” kata EMS Honolulu.
Baca juga: Banyak Penumpang Cedera Saat Pesawat Hawaiian Airlines Dilanda Turbulensi Parah
Pihak maskapai Hawaiian Airlines mengatakan bahwa mereka akan memberikan bantuan kepada seluruh penumpang yang terkena dampak tersebut.
“Perawatan medis diberikan kepada beberapa penumpang dan awak pesawat yang mengalami luka ringan, sementara beberapa penumpang yang mengalami luka berat telah dibawa ke rumah sakit setempat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut,” cuit Hawaiian Airlines.
Dilansir dari CNN, peristiwa turbulensi pada pesawat Hawaiian Airlines terjadi 5 hingga 30 menit sebelum pesawat mendarat di Honolulu, Hawaii. Dalam penerbangan itu, pihak maskapai mengatakan bahwa pesawat tersebut membawa 278 penumpang dan 10 awak.
Sementara itu, seorang penumpang bernama Jacie Hayata-Ano yang merupakan mahasiswa berusia 18 tahun mengatakan bahwa pesawat Hawaiian Airlines awalnya mengalami turbulensi normal, tetapi beberapa waktu kemudian guncangan turbulensi dirasakannya semakin kuat.
“Rasanya seperti jatuh bebas,” katanya, sembari menunjukkan kepanikan yang terjadi di dalam pesawat tersebut.
Dia menambahkan bahwa saat turbulensi mulai berhenti, anggota kru pesawat melalui sistem pengeras suara meminta personel medis atau militer terlatih untuk membantu penumpang yang terluka.
“Saya bersyukur ada orang yang maju dan membantu karena beberapa staf membutuhkannya,” katanya.
“Semua orang cukup banyak membantu satu sama lain. Saling mengecek dan mengambil barang,” tambah Hayata-Ano.
Secara terpisah, Administrasi Penerbangan Federal dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional langsung melakukan penyelidikan terkait insiden tersebut.