Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Proyeksi Geopolitik 2023 'Berawan': Washington Melihat Rusia dan China Kompetitor Strategis

Washington mendeklarasikan bahwa China dan Rusia merupakan kompetitor strategis yang harus dihadapi, baik masa lalu, sekarang, maupun di masa depan.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Proyeksi Geopolitik 2023 'Berawan': Washington Melihat Rusia dan China Kompetitor Strategis
(moneycontrol)
Bendera Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok 

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eks Duta Besar Indonesia untuk Australia dan Tiongkok, yang juga pengamat internasional, Prof. Imron Cotan menilai proyeksi geopolitik di tahun 2023 agaknya 'gloomy' atau berawan.

Amerika Serikat (AS) masih menilai China sebagai kompetitor yang strategis.

Hal ini menunjukkan situasi yang berkonotasi konfrontatif, dalam memproyeksikan geopolitik di tahun 2023.

Prof. Imron sepakat dengan pernyataan Eks Diplomat Amerika dan Pengamat Internasional, Stanley Harsha yang juga menjadi narasumber di Gelora Talks dengan tema Geopolitik Outlook 2023, bahwa dunia ini tidak bisa di monopoli oleh satu dua atau lebih negara.

"Berapa pun besarnya kekuatan mereka, karena dunia ini kita share bersama, satu sama lain saling berhubungan," kata Imron di Gelora Talks dengan tema Geopolitik Outlook 2023, Rabu (21/12/2022).

Washington mendeklarasikan bahwa China dan Rusia merupakan kompetitor strategis yang harus dihadapi, baik masa lalu, sekarang, maupun di masa yang akan datang.

Berita Rekomendasi

Sehingga pola ini yanb akan mendikte cerah atau gelapnya prospek dunia di masa-masa yang akan datang.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina: Xi Jinping Ungkap Harapannya pada Pejabat Rusia agar Semua Pihak Menahan Diri

Ditambah lagi dua negara yang terlibat dalam perang di Ukraina, menurut Imron ini menambah komplikasi karena mereka merusak rantai pasok dunia.

"Seperti diletahui 80 persen supply gas ke Eropa itu berasal dari Rusia. Kemudian juga gandum dan pupuk," ujarnya.

Menurut Prof. Imron dengan adanya perang ini, Uni Eropa yang paling menderita, terutama Jerman.

Uni Eropa merupakan salah satu dari mesin pertumbuhan ekonomi dunia.

Jerman, yang sudah mempersiapkan peta jalan menuju zero emisi, harus terputus pasokannya.

Perancis, yang merupakan salah satu aktor politik global, setelah terdampak karena terbentuknya AUKUS, harus menghadapi situasi dimana harus terseret dalam perang Ukraina.

Ditambah lagi proyeksi IMF bahwa akan terjadi krisis ekonomi global di tahun 2023. Hal ini juga akan mempengaruhi kondisi di Indonesia.

Namun Imron optimis, dengan mengatakan Indonesia masih beruntung sebab ekonomi Indonesia tidak terlalu jatuh.

Indonesia memiliki sumber daya alam yang ada tidak ada sangat dibutuhkan, dan neraca ekonomi surplus. Sementara beberapa negara lain mengalami kesulitan.

"Ini yang menurut saya yang akan mempengaruhi perkembangan kita di masa yang akan datang, terutama di tahun 2023 mendatang. Agak gloomy."

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas