Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden Baru Peru Rombak Kabinet di Tengah Meningkatnya Ketegangan dengan Meksiko

Dina Boluarte mengganti beberapa menteri saat ketegangan dengan Meksiko meningkat, karena dukungan yang diberikan negara itu untuk Pedro Castillo. 

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Presiden Baru Peru Rombak Kabinet di Tengah Meningkatnya Ketegangan dengan Meksiko
DW
Presiden Peru Dina Boluarte. Dina Boluarte, mengumumkan perombakan sebagian kabinet beberapa jam setelah legislator negara itu mendukung rencana untuk memajukan pemilu. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
 
TRIBUNNEWS.COM, LIMA - Presiden baru Peru, Dina Boluarte, mengumumkan perombakan sebagian kabinet beberapa jam setelah legislator negara itu mendukung rencana untuk memajukan pemilu.

Dina Boluarte mengganti beberapa menteri saat ketegangan dengan Meksiko meningkat, karena dukungan yang diberikan negara itu untuk Pedro Castillo.

Dalam sebuah upacara pada Rabu (21/12/2022) di istana kepresidenan Peru, Boluarte menunjuk pengacara Alberto Otarola sebagai perdana menteri baru negara itu.

Baca juga: Perjalanan Krisis Politik Peru sejak Pencopotan Pedro Castillo, Sempat Umumkan Pembubaran Kongres

Selain itu, Boluarte juga mengumumkan menteri pertahanan dan menteri dalam negeri Peru yang baru.

Sementara Alex Contreras tetap menjabat sebagai menteri ekonomi, dan menteri energi dan pertambangan tetap dipegang oleh Oscar Vera.

Perubahan itu dilakukan dua minggu setelah Kongres Peru yang dipimpin partai oposisi memilih untuk mencopot Presiden Pedro Castillo dari jabatannya dalam upaya pemakzulan ketiga dari kepresidenan pemimpin sayap kiri itu.

Sesaat sebelum pemakzulannya, Castillo telah mengumumkan rencana untuk membubarkan badan legislatif dan mengambil kendali sepihak atas pemerintah, sebuah langkah yang secara luas dikecam sebagai tindakan inkonstitusional.

Berita Rekomendasi

Boluarte, wakil presiden Castillo, kemudian dilantik setelah pencopotan Castillo.

Baca juga: Presiden Peru Desak Kongres Percepat Pemilu di Tengah Aksi Protes Mematikan

Pencopotan Castillo, ditambah dengan penangkapan dan penahanan pra persidangan atas tuduhan pemberontakan dan konspirasi, telah memicu demonstrasi dan blokade di seluruh Peru, khususnya di daerah pedesaan, di mana dia mendapat dukungan kuat.

Para pengunjuk rasa menuntut pembebasan mantan presiden Peru itu, pemilihan umum yang dipercepat, pengunduran diri Boluarte dan pembubaran Kongres negara itu.

Pada Selasa (20/12/2022) malam, legislator Peru menyetujui proposal yang didukung oleh Boluarte untuk mendorong pemilihan presiden dan Kongres hingga April 2024, yang Awalnya direncanakan pada 2026.

Boluarte mengatakan jangan buta pada akhir pekan kemarin saat dia mendesak anggota parlemen Peru untuk mendengarkan permintaan agar pemilu dipercepat.

“Lihatlah orang-orang dan ambil tindakan sesuai dengan apa yang mereka minta,” ujarnya, seperti yang dikutip dari Al Jazeera.

Baca juga: Peru Umumkan Keadaan Darurat Nasional di Tengah Pergolakan Politik

Pekan lalu, pemerintahan Boluarte juga memberlakukan keadaan darurat nasional selama 30 hari untuk mencoba menghentikan kerusuhan, yang telah menewaskan sedikitnya 21 orang dan melukai ratusan orang lainnya.

Tindakan keras otoritas Peru terhadap protes juga menuai kritik dan seruan dari kelompok hak asasi manusia dan pengamat internasional.

Saat Boluarte berusaha memulihkan ketertiban, pemerintah Peru menghadapi ketegangan yang meningkat dengan para pemimpin sayap kiri lainnya di kawasan Amerika Selatan, terutama dengan Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, yang memberikan dukungan kepada Castillo.

Pada Selasa, Peru mengumumkan akan mengusir duta besar Meksiko dan memberinya waktu 72 jam untuk pergi sebagai protes atas campur tangan yang tidak dapat diterima yang dilakukan Lopez Obrador dalam urusan dalam negeri Peru.

"Pernyataan presiden Meksiko sangat serius mengingat kekerasan di negara kami, yang tidak sesuai dengan hak sah setiap individu untuk memprotes secara damai," kata Kementerian Luar Negeri Peru dalam sebuah pernyataan.

Sehari kemudian, presiden Meksiko, yang dikenal luas sebagai AMLO, mengatakan Meksiko tidak akan memutuskan hubungan dengan Peru.

"Kami tidak akan mengusir siapa pun," katanya kepada wartawan.

Baca juga: Perjalanan Krisis Politik Peru sejak Pencopotan Pedro Castillo, Sempat Umumkan Pembubaran Kongres

Perselisihan diplomatik berkembang setelah pejabat Meksiko mengatakan mereka akan memberikan suaka kepada anggota keluarga Castillo.

Castillo telah mencoba mencari perlindungan di kedutaan Meksiko di ibu kota Peru, Lima, setelah dia dimakzulkan pada 7 Desember, kata AMLO, namun Castillo ditangkap sebelum dia sampai ke gedung itu.

Pada Rabu pagi, Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard memposting foto di Twitter yang memperlihatkan istri Castillo, Lilia Paredes, dan putra serta putrinya berada di bandara di Mexico City setelah kedatangan mereka dari Lima.

AMLO mengatakan pintu Meksiko terbuka juga untuk Castillo, yang berada dalam penahanan pra persidangan selama 18 bulan. Sementara Castillo telah menolak tuduhan terhadap dirinya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas