Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Covid-19 Melonjak Tajam di China, 37 Juta Orang Diduga Terinfeksi dalam Seminggu 

Hampir 37 juta orang di China diperkirakan telah terinfeksi virus Covid-19 dalam satu hari minggu terakhir. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Covid-19 Melonjak Tajam di China, 37 Juta Orang Diduga Terinfeksi dalam Seminggu 
AFP/JADE GAO
Orang-orang meminta saran dokter di klinik demam darurat di sebuah stadion di tengah pandemi Covid-19 di Beijing pada 18 Desember 2022. (Photo by Jade GAO / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hampir 37 juta orang di China diperkirakan telah terinfeksi virus Covid-19 dalam satu hari minggu terakhir. 

Menurut Aljazeera.com sekitar 18 persen dari populasi negara itu, 248 juta orang kemungkinan besar tertular virus dalam 20 hari pertama bulan Desember.

China mengalami lonjakan dramatis dalam kasus virus corona sejak mencabut kebijakan nol-Covid yang kontroversial disusul dengan protes yang meluas dalam beberapa pekan terakhir. 

Di bawah kebijakan nol-Covid, otoritas negara menempatkan seluruh kota di bawah penguncian jika mereka melaporkan beberapa kasus.

Kini, setelah sebagian besar pembatasan itu dicabut, China juga telah menghentikan kebijakan pengujian massal dan tidak lagi melaporkan kasus tanpa gejala.

Hal ini menyebabkan kekhawatiran akan infeksi yang meluas di antara populasi yang sebagian besar tidak terpapar virus.

Berita Rekomendasi

Di sisi lain juga disebut telahkehilangan banyak perlindungan yang mungkin diperolehnya dari suntikan vaksin yang diambil beberapa bulan lalu.

Sistem kesehatan di China juga tidak siap dengan perubahan mendadak dalam kebijakan pemerintah, dengan rumah sakit dan apotek berjuang untuk mengatasinya.

Baca juga: Covid-19 Mengganas di China, Ada Setengah Juta Kasus Covid-19 dalam Sehari

Di sisi lain, beberapa pihak mulai khawatir dengan statistik resmi.

Kamis lalu, firma data kesehatan Airfinity memperkirakan bahwa kemungkinan ada lebih dari 5.000 kematian setiap hari dan lebih dari satu juta infeksi harian dari COVID-19 di negara tersebut.

Airfinity mengatakan analisis risiko kematiannya menunjukkan antara 1,3 juta hingga 2,1 juta orang dapat meninggal dalam wabah Covid-19 China saat ini.

Baca juga: Komisi Kesehatan China Hentikan Pengumuman Angka Harian Kasus Covid-19

Namun, pada hari yang sama, China secara resmi melaporkan kurang dari 4.000 kasus COVID-19 lokal bergejala baru secara nasional dan tidak ada kematian akibat virus tersebut.

Data yang saling bertentangan telah menimbulkan kekhawatiran di komunitas internasional sehingga mendorong Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken untuk meminta China menjaga “transparansi” mengenai masalah tersebut.

Baca juga: Hong Kong Buka Perbatasan di Tengah Meledaknya Kasus Covid-19 di China

Tingkat vaksinasi keseluruhan China di atas 90 persen. Namun tingkat orang dewasa yang telah mendapatkan suntikan penguat turun menjadi 57,9 persen dan 42,3 persen untuk orang berusia 80 tahun ke atas, menurut data pemerintah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri disebut belum menerima data dari China tentang rawat inap baru COVID-19 sejak Beijing mencabut pembatasan. 

WHO menyatakan "sangat prihatin" dengan strategi COVID-19 negara itu awal pekan ini dan mendesak Beijing untuk meningkatkan program vaksinasi.

Baca juga: Krisis Obat di China Picu Panic Buying Masyarakat Hong Kong, Paracetamol Ludes Diborong

WHO telah menyarankan bahwa kurangnya data mungkin disebabkan oleh otoritas China yang berjuang untuk menghitung kasus.

Pemerintah China juga mempersempit definisi tentang apa yang dianggap sebagai kematian akibat Covid-19, sehingga sulit untuk dibandingkan dengan data sebelumnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas