Lansia di Panti Jompo China Hadapi Ancaman Gelombang Covid-19
Penularan Covid-19 di China mulai merebak di panti jompo meskipun sudah ada upaya untuk melindungi lansia dari virus corona
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Andrew menambahkan, sekarang virus corona sudah menyebar di panti jompo tersebut, di mana pihak manajemen panti jompo mengatakan baru 40 persen lansia sudah divaksinasi lengkap.
Baca juga: Harga Lemon hingga Obat Tradisional di China Melonjak Imbas Dilonggarkannya Kebijakan Covid-19
“Terkait vaksinasi, banyak resistensi, baik dari keluarga lansia, panti jompo itu sendiri, maupun fasilitas kesehatan setempat,” kata Andrew.
Ibu Andrew akhirnya mendapatkan suntikan vaksin pertamanya pada April dan menerima suntikan ketiga setelah dia berulang kali memohon ke rumah sakit setempat dengan mengatakan dia akan bertanggung jawab penuh atas efek samping terkait pemberian vaksin tersebut.
Kondisi di panti jompo diperparah dengan kekurangan obat-obatan dan pekerja, karena penduduk di seluruh China berburu obat-obatan seperti paracetamol. Banyak pekerja panti jompo juga jatuh sakit.
Dengan liburan Tahun Baru Imlek yang semakin dekat dan banyak orang berencana pulang ke kampung halamannya, kesulitan untuk menjaga keamanan lansia diperkirakan akan meningkat, karena banyak orang memanfaatkan pelonggaran pembatasan pandemi untuk mengunjungi panti jompo.
Pasokan obat-obatan juga akan tetap ketat karena gelombang Covid-19 yang terus meningkat di seluruh China.
Anggota keluarga lansia seperti Patrick Xia hanya bisa berharap yang terbaik untuk kerabat mereka.
Neneknya yang berusia 90 tahun tinggal di panti jompo milik negara di Shanghai, di mana sekitar 10 persen penduduk kota itu telah terinfeksi.
“Yang menyiksa saya adalah tidak banyak yang bisa kami lakukan untuk menghentikannya terjadi,” kata Xia.
Dia tidak mengizinkan neneknya untuk divaksinasi, karena menurutnya vaksin domestik China lebih berisiko daripada manfaat yang diberikan.
“Nenek saya terlihat sangat tenang saat mengatakan dia sudah siap secara mental untuk apa yang akan terjadi selanjutnya. Itu sangat khas untuk generasinya, untuk mentolerir segala sesuatu yang datang kepada mereka," ungkap Xia.