Korea Selatan Kucurkan Rp6,9 Triliun untuk Lawan Invasi Drone Korea Utara
Korea Selatan mengucurkan 560 miliar Won atau sekitar RP 6,9 triliun untuk meningkatkan pertahanan udaranya terhadap pesawat tak berawak (drone).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Korea Selatan mengucurkan 560 miliar Won atau sekitar RP 6,9 triliun untuk meningkatkan pertahanan udaranya terhadap pesawat tak berawak (drone).
Hal tersebut disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Seoul pada Rabu (28/12/2022), setelah Korea Utara mengirim lima drone ke wilayah udara Korsel.
Masuknya drone dari Pyongyang ke Seoul mendorong militer mengerahkan jet tempur dan helikopter.
Tetapi, Korsel gagal menjatuhkan salah satu drone tersebut.
Ini adalah pertama kalinya drone Korea Utara memasuki wilayah udara Korea Selatan sejak pakta militer antar-Korea 2018.
Dilansir Al Jazeera, pada Rabu, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menegaskan setiap provokasi oleh Korea Utara harus ditanggapi dengan pembalasan tanpa ragu, terlepas dari ancaman senjata nuklirnya.
Baca juga: Doktrin Kim Jong Un: Anak-anak Korea Utara Harus Benci AS dan Belajar Politik Sejak Dini
“Kita harus menghukum dan membalas setiap provokasi oleh Korea Utara. Itu adalah cara paling ampuh untuk mencegah provokasi,” kata Yoon dalam pertemuan dengan para pembantunya, menurut sekretaris persnya Kim Eun Hye
“Kita tidak boleh takut atau ragu karena Korea Utara memiliki senjata nuklir," tegasnya.
Presiden Korea Selatan tegur pertahanan udara Seoul
Instruksi tersebut memicu kritik di Korea Selatan tentang pertahanan udaranya.
Yoon menegur militer, menyoroti kegagalan menjatuhkan drone saat mereka terbang di atas Korea Selatan selama berjam-jam.
Menteri Pertahanan Lee Jong Sup mengatakan kepada parlemen pada hari Rabu, bahwa Yoon telah memerintahkannya untuk mengirim drone ke Korea Utara sebagai tanggapan atas setiap serangan "bahkan jika itu berarti mempertaruhkan eskalasi".
Baca juga: Lanjutkan Uji Coba Rudal Balistik, Kim Jong Un Perkuat Militer Korea Utara Tahun Depan
Militer Korea Selatan telah meminta maaf atas tanggapannya dan mengatakan tidak dapat menembak jatuh drone karena terlalu kecil.
Ketegangan meningkat antara Korea Utara dan sekutu Amerika Serikat Korea Selatan sejak pemerintah konservatif Yoon mengambil alih pada bulan Mei.
Dikutip Yonhap, Korea Selatan mengumumkan penemuan operasi drone Korea Utara di selatan perbatasan pada tahun 2014 dan 2017.
Operasi tersebut membunyikan alarm terhadap ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh kendaraan tak berawak tersebut.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)