Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gelombang Penularan Covid-19 Meledak di China, Angka Kematian Tembus 9.000 Per Hari

irfinity, memperkirakan sekitar 9.000 orang di China meninggal dunia setiap hari akibat COVID-19.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Gelombang Penularan Covid-19 Meledak di China, Angka Kematian Tembus 9.000 Per Hari
AFP/JADE GAO
Penjaga keamanan terlihat di klinik demam darurat di sebuah stadion di tengah pandemi Covid-19 di Beijing pada 20 Desember 2022. (Photo by Jade GAO / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

 
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Firma data kesehatan yang berbasis di Inggris, Airfinity, memperkirakan sekitar 9.000 orang di China meninggal dunia setiap hari akibat COVID-19.

Angka tersebut naik hampir dua kali lipat dari perkiraan Airfinity pada minggu lalu, menyusul lonjakan kasus COVID-19 di Negeri Tirai Bambu.

Melansir dari Reuters, COVID-19 mulai menyebar ke seluruh China pada November, dan meningkat pesat pada bulan ini setelah Beijing menghapus kebijakan nol-COVID termasuk pengujian PCR reguler pada penduduknya dan publikasi data mengenai kasus COVID-19 tanpa gejala.

Kematian akibat COVID-19 secara kumulatif di China sejak 1 Desember kemungkinan mencapai 100.000 orang dengan total yang terinfeksi berjumlah 18,6 juta orang, kata Airfinity dalam sebuah pernyataan.

Firma data kesehatan itu mengatakan, pihaknya menggunakan pemodelan berdasarkan data dari provinsi China sebelum perubahan baru-baru ini untuk pelaporan kasus mulai diterapkan.

Airfinity memperkirakan kasus COVID-19 di China mencapai rekor pertamanya pada 13 Januari 2023 dengan 3,7 juta kasus dalam sehari.

Berita Rekomendasi

Perkiraan tersebut berbeda dengan beberapa ribu kasus yang dilaporkan oleh otoritas kesehatan China setiap hari, setelah jaringan nasional tempat pengujian PCR sebagian besar dibongkar karena pihak berwenang beralih dari mencegah infeksi menjadi mengobatinya.

Baca juga: Jepang akan Perketat Kontrol Perbatasan bagi Pelancong dari China

Airfinity juga memperkirakan kematian akibat virus corona di China mencapai puncaknya pada 23 Januari 2023 sekitar 25.000 sehari, dengan kematian kumulatif mencapai 584.000 sejak Desember.

Sejak 7 Desember, ketika China mengubah kebijakannya secara tiba-tiba, pihak berwenang telah melaporkan 10 kematian akibat COVID-19.

Baca juga: PM Italia Minta Uni Eropa Uji Covid-19 untuk Semua Penumpang yang Datang dari China

Pejabat kesehatan China baru-baru ini mengatakan mereka mendefinisikan kematian akibat COVID-19 adalah seseorang yang meninggal karena gagal napas yang disebabkan oleh COVID-19, tidak termasuk kematian akibat penyakit dan kondisi lain bahkan jika orang tersebut dinyatakan positif virus corona.

Pada Rabu (28/12/2022), jumlah kematian resmi akibat COVID-19 di China mencapai 5.246 orang sejak dimulainya pandemi pada 2020.

Sedangkan Airfinity memperkirakan 1,7 juta kematian di seluruh China pada akhir April, menurut pernyataannya.

Baca juga: Lonjakan Covid-19 di China Tekan Permintaan Daging Babi, Terjadi Krisis Pekerja

Kepala ahli epidemiologi China Wu Zunyou mengatakan pada Kamis (29/12/2022) bahwa tim di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China berencana untuk menghitung kematian akibat COVID-19 secara berbeda.

Tim tersebut "akan mengukur perbedaan antara jumlah kematian dalam gelombang infeksi saat ini dan jumlah kematian yang diperkirakan seandainya epidemi itu tidak pernah terjadi", kata Wu kepada wartawan dalam sebuah pengarahan.

Dengan menghitung apa yang disebut "kematian berlebih", China dapat mengetahui apa risiko yang berpotensi diremehkan atau diabaikan, kata Wu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas