Tidak Ada Liburan Tahun Baru, Rumah Sakit China Sibuk Tangani Lonjakan Kasus Covid-19
Ini dilakukan untuk melawan epidemi yang masih melanda negara yang berada di kawasan Asia Timur itu.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Melonjaknya kasus virus corona (Covid-19) di China telah membuat rumah sakit pada banyak kota di negara itu mulai bekerja lembur selama hari menjelang hingga setelah Tahun Baru.
Ini dilakukan untuk melawan epidemi yang masih melanda negara yang berada di kawasan Asia Timur itu.
Dikutip dari laman The Siasat Daily, Senin (2/1/2023), semua karyawan Rumah Sakit kota Qinhuangdao di provinsi Hebei China telah membatalkan liburan mereka selama liburan Tahun Baru pada 2023.
Ini dilakukan semata untuk memenuhi kebutuhan pasien yang tengah menjalani perawatan medis.
Hal ini dikutip dari pemberitahuan yang dirilis pada akun WeChat rumah sakit itu pada Kamis lalu.
Rumah sakit di provinsi China, termasuk Shanxi, Hebei, Hunan, Jiangsu, Shaanxi dan Heilongjiang pun telah mengeluarkan pemberitahuan serupa.
Karyawan di rumah sakit setempat telah bekerja lembur selama momen liburan untuk memastikan perawatan pada pasien di tengah gelombang epidemi.
Baca juga: Sebaran 262 Kasus Covid-19 Indonesia 2 Januari 2023: Jakarta Catat 69 Kasus
Ini merupakan bagian dari koordinasi keseluruhan Departemen Pencegahan dan Pengendalian Epidemi untuk mengoptimalkan kebijakan pencegahan epidemi serta memastikan perawatan ilmiah.
Distrik di Shanghai, termasuk Jiading, Minhang dan Songjiang telah meningkatkan langkah manajemen mereka untuk memberikan pengobatan secara bertahap.
Langkah ini diambil demi mengalihkan pasien Covid-19 yang tidak mendesak dari rumah sakit tingkat atas, karena kasus infeksi dan kritis memuncak dalam beberapa hari terakhir.
Untuk mengatasi puncak epidemi yang diperkirakan akan terjadi selama liburan Tahun Baru, provinsi Zhejiang China telah memberikan enam tugas kepada institusi medis setempat.
Termasuk meningkatkan kapasitas layanan klinik demam, meningkatkan kenyamanan aksesibilitas layanan, dan meningkatkan kemampuan untuk melakukan perawatan terhadap pasien lokal.
Berbicara pada pengarahan tentang tanggapan epidemi terbaru pada Selasa lalu, Kepala Panel Pakar Tanggapan Covid-19 di bawah Komisi Kesehatan Nasional (NHC) China, Liang Wannian menekankan bahwa pencegahan dan pengendalian yang lebih tepat serta ilmiah harus dilakukan seiring waktu.
Karena puncak epidemi akan terjadi dengan angka yang bervariasi di berbagai wilayah di China.
Wannian menyatakan bahwa pengobatan kasus yang parah dan upaya memastikan kebutuhan medis sehari-hari harus menjadi prioritas.
Di sisi lain ia menekankan, pencegahan dan pengendalian serta peningkatan kapasitas pengobatan di daerah pedesaan pun harus ditempatkan pada posisi yang lebih menonjol.
Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) pada 28 Desember 2022 telah mengumumkan bahwa AS akan mewajibkan tes Covid-19 negatif dari semua pelancong yang tiba dari China serta Hong Kong dan Macau.
"CDC hari ini mengumumkan akan menerapkan persyaratan tes negatif Covid-19 atau dokumentasi pemulihan untuk penumpang udara yang naik penerbangan ke AS yang berasal dari China dan Daerah Administratif Khusus Hong Kong dan Macau," kata CDC AS, dalam pernyataan yang dirilis pada situs webnya.
Lembaga tersebut mengumumkan langkah ini untuk memperlambat penyebaran Covid-19 di AS selama lonjakan kasus infeksi di China, mengingat kurangnya data urutan genomik virus dan epidemiologis yang memadai serta transparan yang dilaporkan dari China.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.