Muncul Varian Baru Covid-19 XEC di Eropa dan Amerika, Bagaimana dengan Indonesia?
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman ungkap varian ini sudah diidentifikasi di 27 negara.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Varian baru dari Covid-19, XEC saat ini tengah menyebar di Eropa dan Amerika Serikat.
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman ungkap varian ini sudah diidentifikasi di 27 negara.
Temuan kasus bukan lagi ditemukan hanya di negara Eropa saja, tapi juga Amerika Utara dan Asia.
Baca juga: Polisi di Lampung Nyambi Jadi Tukang Gali Kubur, Pernah Lelang Jam Kesayangan untuk Bantuan Covid-19
Penyebaran varian baru dari virus Covid-19 ini terbilang cukup masif, lalu bagaimana dengan Indonesia?
Menurut Dicky, bukan hal yang mengherankan jika varian XEC ini telah bersirkulasi di Indonesia.
"Mengingat ini hampir dua bulan bersikulasi. Kecenderungan terdeteksi di ASEAN atau Indonesia 1-2 kasus itu bukan hal mengherankan," ungkapnya pada Tribunnews, Rabu (25/9/2024).
Namun, menurut Dicky masyarakat tidak perlu panik.
Karena sejauh ini vaksin yang tersedia masih cukup efektif menghadapi Covid-19.
Vaksin Covid-19 sejauh ini masih efektif mencegah keparahan dan kematian.
"Dan itu sebabnya sangat menyarankan (vaksin)," lanjut Dicky.
Hanya saja, walau pun kasus kematian dan keparahan masih bisa terlindungi karena modal imunitas saat ini, Dicky mengingatkan masih ada kelompok rawan.
Seperti orang lanjut usia, kelompok dengan penyakit komorbid, hingga orang yang belum mendapatkan vaksin.
Dicky menyarankan agar kelompok ini harus segera divaksinasi.
"Gunakan vaksin yang saat ini ada di Indonesia. Dan ketika ini sudah dilakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga masih relevan. Bahkan saat ada dan tidaknya pandemi," tutupnya.