NATO Janjikan Lebih Banyak Senjata Berat untuk Ukraina
Sekjen NATO sebut Ukraina akan menerima lebih banyak peralatan perang berat dari Barat dalam waktu dekat.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS - Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengatakan pada Sabtu lalu bahwa Ukraina akan menerima lebih banyak 'peralatan perang berat' dari Barat dalam 'waktu dekat'.
Inggris telah menjanjikan tank untuk negara itu, dan Jerman berada di bawah tekanan untuk mengikutinya.
Dikutip dari laman Russia Today, Senin (16/1/2023), 'Grup kontak' yang dipimpin Amerika Serikat (AS) untuk mempersenjatai Ukraina akan bertemu pada Jumat mendatang.
"Kami berada dalam fase perang yang krusial," kata Stoltenberg kepada surat kabar Jerman Handelsblatt pada hari Minggu kemarin.
Baca juga: PM Inggris Rishi Sunak Sediakan Tank Challenger 2 untuk Ukraina, Kedubes Rusia di Inggris Buka Suara
Pernyataan ini disampaikannya beberapa hari setelah Ukraina kehilangan 'kota Soledar yang penting' oleh pasukan Rusia.
"Kami mengalami pertempuran sengit, oleh karena itu penting bagi kami untuk melengkapi Ukraina dengan senjata yang dibutuhkan untuk dapat menang," tegas Stoltenberg.
Beberapa minggu terakhir, telah terlihat peningkatan dramatis dalam peralatan yang dijanjikan ke Ukraina oleh kekuatan terbesar NATO.
AS, Prancis dan Jerman secara bersamaan mengumumkan pada awal bulan ini bahwa mereka akan menyumbangkan kendaraan tempur infanteri ke militer Ukraina.
Sementara Inggris secara resmi mengkonfirmasi pada Sabtu lalu bahwa mereka akan mengirim 14 tank tempur utama Challenger 2.
"Janji peralatan perang berat baru-baru ini penting, dan saya berharap akan dapat mengirim lebih banyak dalam waktu dekat," tegas Stoltenberg.
Paket senjata lebih lanjut kemungkinan akan diumumkan setelah 'Kelompok Kontak Pertahanan' yang dipimpin AS itu bertemu pada Jumat mendatang di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman.
Baca juga: Mata-matai Aktivitas Militer Rusia, NATO Kirim Tiga Pesawat Pengintai ke Kawasan Perbatasan
Panel yang terdiri dari hampir 50 negara ini telah bertemu tujuh kali sejak operasi militer Rusia di Ukraina dimulai pada Februari 2022, dengan setiap pertemuan diikuti dengan janji baru bantuan militer dari AS dan sekutunya.
Salah satu pertemuan pertama yang dilakukan pada Mei 2022 diikuti oleh pengiriman rudal anti kapal dari Denmark, helikopter dari Republik Ceko, dan sistem artileri dari Italia, Yunani, Norwegia dan Polandia.
Pertemuan terakhir kelompok tersebut pada November 2022 terjadi ketika AS mengumumkan paket bantuan senilai 400 juta dolar AS, termasuk rudal darat ke udara.
Meskipun Stoltenberg menegaskan bahwa ia tidak menginginkan 'perang besar-besaran antara NATO dan Rusia', Rusia telah berulang kali memperingatkan Barat bahwa pengiriman senjata yang berkelanjutan hanya akan memperpanjang konflik di Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan konflik tersebut sebagai konflik antara Rusia dan 'seluruh mesin militer Barat'.
Namun ia mengatakan pada Sabtu lalu bahwa kemajuan operasi militer Rusia menunjukkan hasil 'positif', dengan situasi medan perang 'berkembang dalam kerangka Kementerian Pertahanan dan rencana Kepala Staf Gabungan'.