Rusia Tuduh Ukraina Simpan Senjata dari Negara Barat di Dekat Pembangkit Tenaga Nuklir
Badan Intelijen Rusia menuduh Ukraina simpan senjata dari Negara Barat di dekat pembangkit tenaga nuklir, yang disebut mengancam keselamatan.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) mengklaim Angkatan Bersenjata Ukraina menyimpan senjata dan amunisi yang dipasok Barat di wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir.
Pernyataan tersebut mengklaim beberapa gerbong kargo kereta api dikirim dari luar negeri melalui stasiun kereta Rafalivka ke Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Rivne dari luar negeri pada minggu terakhir bulan Desember 2022 saja.
Pihak intelijen Rusia menyebutkan senjata apa saja yang mungkin disimpan di lokasi tersebut.
“Ini berlaku untuk rudal Angkatan Bersenjata Ukraina yang paling mahal dan langka untuk HIMARS MLRS (sistem peluncuran roket berganda) dan sistem pertahanan udara asing, serta amunisi artileri kaliber besar,” kata Kepala SVR, Sergey Naryshkin, Senin (23/1/2023).
Sergey Naryshkin juga mengklaim, niat Ukraina adalah untuk menembaki kota-kota Donbas dan wilayah perbatasan Rusia lainnya dari belakang punggung warga sipil Ukraina yang tidak bersalah.
Sementara Angkatan Bersenjata Ukraina menyembunyikan amunisi di belakang reaktor nuklir.
Baca juga: Rusia Usir Duta Besar Estonia dari Moskow, Imbas Pengusiran 21 Diplomat Rusia dari Estonia
"Perhitungan (Ukraina) didasarkan pada fakta Angkatan Bersenjata Rusia menyadari bahaya bencana nuklir, sehingga tidak akan menyerang wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir," kata pernyataan itu.
Badan Intelijen Rusia mengatakan jika ledakan skala besar terjadi di gudang atau di pembangkit listrik tenaga nuklir, maka Rusia akan selalu disalahkan.
Ukraina akan selalu mengaitkan hal itu dengan Moskow Rusia, seperti diberitakan AA.
Sergey Naryshkin mengklaim Ukraina sangat yakin akan hal ini.
Ia mengatakan, Ukraina diberikan dorongan diam-diam oleh serangan artileri Ukraina Barat di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia.
“Ini adalah metode yang sering digunakan oleh teroris internasional. Hanya sandera rezim Kyiv yang sekarang bukan warga sipil individu, tetapi puluhan bahkan ratusan ribu penduduk negara mereka sendiri dan negara tetangga," katanya.
"Saya ingin berharap bahwa tidak seorang pun di Kyiv akan berpikir untuk dengan sengaja meledakkan gudang-gudang semacam itu dengan harapan mengemis kepada AS dan sekutunya untuk mendapatkan lebih banyak senjata dan amunisi,” simpulnya.
Baca juga: Tak Terdeteksi Radar, Rusia, China, dan Afsel Pamer Rudal Hipersonik di Latihan Perang Bersama
Tanggapan Pemerintah Rusia