Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Legalkan Aborsi Hingga Usia 22 Minggu Kehamilan, Jepang Pertimbangkan Penggunaan Pil Aborsi

Di Jepang, aborsi legal dilakukan hingga usia kandungan mencapai 22 minggu.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Legalkan Aborsi Hingga Usia 22 Minggu Kehamilan, Jepang Pertimbangkan Penggunaan Pil Aborsi
Freepik
Ilustrasi bayi - Di Jepang, aborsi legal dilakukan hingga usia kandungan mencapai 22 minggu. Perusahaan farmasi Inggris Linepharma mengajukan permohonan kepada otoritas kesehatan Jepang pada Desember 2021 untuk persetujuan pil aborsi. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Jepang segera memutuskan apakah akan menyediakan pil aborsi untuk pertama kalinya setelah proposal tersebut melewati rintangan besar dengan pengesahan oleh panel pemerintah pada Jumat lalu.

Perlu diketahui, di Jepang, aborsi legal dilakukan hingga usia kandungan mencapai 22 minggu.

Namun prosedur pembedahan saat ini merupakan satu-satunya pilihan dan biasanya diperlukan persetujuan antar pasangan.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Minggu (29/1/2023), perusahaan farmasi Inggris Linepharma mengajukan permohonan kepada otoritas kesehatan Jepang pada Desember 2021 untuk persetujuan pil aborsi, yang dapat digunakan pada masa awal kehamilan.

Baca juga: Wanita Muda Mengaku Dihamili Oknum Kapolsek di TTS, Awalnya Janji Nikahi, Kini Malah Suruh Aborsi

Obat serupa tersedia di banyak negara termasuk Prancis yang pertama kali menyetujui pil aborsi pada 1988, dan Amerika Serikat (AS) yang telah menyediakannya sejak tahun 2000.

Seorang pejabat Kemenkes Jepang mengatakan bahwa panel ahli telah meninjau proposal tersebut dan 'melihat tidak ada masalah untuk menyetujuinya'.

Berita Rekomendasi

Media Jepang melaporkan bahwa obat itu akan legal diresepkan dokter pada awal Maret mendatang.

"Pemerintah pertama-tama akan mengumpulkan berbagai pendapat dan berkonsultasi dengan dewan peninjau tingkat yang lebih tinggi karena 'minat publik yang tinggi terhadap masalah ini'," kata pejabat kementerian itu.

Aborsi bedah tidak ditanggung oleh asuransi kesehatan masyarakat Jepang dan biayanya mencapai sekitar 100.000 hingga 200.000 yen atau setara 800 hingga 1.500 dolar AS.

Penyelesaian tahap akhir bahkan terkadang memiliki biaya yang lebih mahal.

Para Juru kampanye di Jepang juga mendorong akses yang lebih baik untuk pil kontrasepsi darurat yang dapat mencegah kehamilan.

Kontrasepsi darurat saat ini tidak dapat dibeli tanpa persetujuan dokter di Jepang.

Pil ini juga satu-satunya obat yang harus diminum di depan apoteker agar tidak dijual di pasar gelap.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas