Menlu Turki: Finlandia Punya Prospek Positif Keanggotaan NATO
Turki dapat mengevaluasi tawaran keanggotaan NATO untuk Finlandia dan Swedia namun keputusan akhir akan dibuat oleh dua negara Nordik itu
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlut Cavusoglu pada Senin waktu setempat mengatakan bahwa Finlandia memiliki prospek positif dalam proses bergabung dengan NATO, karena tidak mengeluarkan provokasi seperti Swedia.
"Kami telah mengatakan sejak awal bahwa kami memiliki sedikit masalah dengan Finlandia. Tetapi kedua negara, termasuk NATO, sejumlah anggota aliansi telah mengumumkan proses keanggotaan paralel dari negara-negara ini (Finlandia dan Swedia). Dalam hal ini, sebuah trilateral memorandum ditandatangani," kata Cavusoglu, dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Portugis Joao Gomes Cravinho di Ankara, Turki.
Sejak hari itu, pernyataan positif telah dibuat oleh Finlandia dan langkah positif telah diambil dalam pembatasan pasokan senjata.
"Tidak ada provokasi, seperti yang terjadi di Swedia," tegas Cavusoglu.
Baca juga: Soal Gabung NATO, Erdogan: Swedia akan Kaget, Turki Tanggapi Finlandia secara Berbeda
Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (30/1/2023), Turki dapat mengevaluasi tawaran keanggotaan NATO untuk Finlandia dan Swedia secara terpisah, namun keputusan akhir akan dibuat oleh dua negara Nordik itu.
"Jika keputusan seperti itu dibuat di NATO atau di negara-negara ini (Finlandia dan Swedia), kami dapat mengevaluasi (pendaftaran keanggotaan NATO) secara terpisah. Oleh karena itu, Presiden kami (Recep Tayyip) Erdogan berbicara tentang kemungkinan penilaian yang berbeda atas penerapan Finlandia," papar Cavusoglu.
Perlu diketahui, pada 18 Mei 2022, dengan latar belakang operasi militer khusus Rusia di Ukraina, Swedia dan Finlandia mengajukan keanggotaan NATO.
Protokol aksesi mereka telah diratifikasi oleh semua anggota NATO, kecuali Hongaria dan Turki.
Sabtu lalu, pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Stram Kurs, Rasmus Paludan membakar Al-Qur'an di depan kedutaan Turki di Stockholm, setelah mendapat izin protes dari otoritas Swedia.
Erdogan pun mengutuk demonstrasi tersebut dan mengatakan Swedia seharusnya tidak mengandalkan dukungan Turki untuk tawaran keanggotaan NATO.