Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jubir Kemenlu Rusia: Reaksi Amerika Serikat Soal Balon China Terlihat Seperti 'Histeris'  

Rusia mengatakan bahwa reaksi Amerika Serikat (AS) terhadap balon udara China adalah 'impulsif' dan berlebihan.

Editor: Wahyu Aji
zoom-in Jubir Kemenlu Rusia: Reaksi Amerika Serikat Soal Balon China Terlihat Seperti 'Histeris'  
dok.
Balon raksasa milik China yang ditembak jatuh oleh militer AS menggunakan rudal supersonik air to air AIM-9X dari jet tempur F-22. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada Selasa waktu setempat mengatakan bahwa reaksi Amerika Serikat (AS) terhadap balon udara China adalah 'impulsif' dan berlebihan.

Perlu diketahui, AS menembak jatuh apa yang disebutnya sebagai 'balon mata-mata' pada minggu lalu, meskipun China menegaskan bahwa itu hanya perangkat cuaca saja.

"Kami berasumsi bahwa penjelasan pihak China tentang insiden sudah cukup dan jelas," kata Zakharova dalam sebuah pengarahan.

Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (7/2/2023), ia menambahkan bahwa tanggapan China dalam 'situasi nontrivial' ini 'bertanggung jawab', berbeda dengan tanggapan sensasional dari pemerintah dan media AS.

"Reaksi impulsif AS dan media Amerika tidak dapat digambarkan sebagai apapun selain histeris. AS terus menggunakan alasan yang dibuat-buat untuk memfitnah dan menjelekkan negara-negara yang menolak mengikuti irama mereka," tegas Zakharova.

Sebelumnya, sebuah pesawat tak berawak China terlihat terbang di atas langit Alaska serta sebagian wilayah Kanada, kemudian melintasi benua AS pada minggu lalu.

Berita Rekomendasi

Selanjutnya pada Kamis lalu, Pentagon mengatakan balon itu 'pasti diluncurkan oleh China' untuk mengumpulkan data intelijen, dengan media Amerika menyebutnya sebagai 'balon mata-mata'.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kemudian bereaksi dengan menunda kunjungannya ke China tanpa batas waktu pada Jumat lalu, padahal agenda ini telah direncanakan sebelumnya.

"Ini pelanggaran yang jelas terhadap kedaulatan AS dan hukum internasional yang merusak tujuan perjalanan," kata Blinken dalam panggilan telepon dengan Direktur Kantor Urusan Luar Negeri Pusat China, Wang Yi.

Sementara itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan pada Sabtu lalu bahwa insiden balon tersebut adalah 'masuk yang tidak disengaja' dari sebuah pesawat penelitian meteorologi sipil yang disebabkan oleh force majeure.

Ia menekankan, China telah memverifikasi dan mengkomunikasikan sifat sipil balon tersebut ke pihak AS.

"Beberapa politisi dan media di AS telah menghebohkan insiden ini untuk menyerang dan mencoreng China," kata Mao Ning.

Baca juga: Kosta Rika Terima Permintaan Maaf China Terkait Insiden Balon yang Terbang di Atas Wilayahnya

Pada Sabtu lalu, Pentagon pun akhirnya mengirim jet tempur F-22 untuk 'menembak jatuh' balon itu secara aman setelah melayang di atas Samudra Atlantik.

Sumber

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas