Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintah Turki Gerah Dituding Lamban Evakuasi Korban Gempa

Banyak tantangan yang dihadapi pemerintah Turki setelah bencana gempa dahsyat beberapa hari lalu. Salah satunya tim penyelamat yang juga tertimbun.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pemerintah Turki Gerah Dituding Lamban Evakuasi Korban Gempa
AFP/-
Benteng kuno Aleppo rusak setelah gempa mematikan yang mengguncang Suriah pada 6 Februari 2023. - Sedikitnya 810 orang tewas di Suriah saat bangunan runtuh setelah gempa berkekuatan 7,8 melanda negara tetangga Turki, kata media pemerintah dan penyelamat. (Photo by AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Penasihat Khusus Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Ilnur Cevik menegaskan pihaknya saat ini telah mendengar banyak kritikan yang ditujukan kepada pemerintah Turki.

Hal ini terkait dengan 'kecepatan dan efektivitas respons' terhadap dua gempa dahsyat yang terjadi pada Senin lalu.

Ia mengatakan bahwa ada banyak tantangan yang harus dihadapi pemerintah setelah bencana tersebut.

Dikutip dari laman BBC, Kamis (9/2/2023), Cevik menuturkan, 'hampir tidak mungkin' untuk mendapatkan bantuan ke daerah yang terkena dampak, karena kerusakan yang terjadi pada infrastruktur dan besarnya skala bencana.

Baca juga: WHO: Tantangan Selanjutnya, Menjaga Korban Selamat Gempa Turki dan Suriah Tetap Hidup

Ia kemudian menekankan bahwa di Kota Hatay yang merupakan salah satu daerah yang terdampak, tim penyelamat pun turut tertimbun reruntuhan bangunan.

"Tim penanggulangan bencana juga berada di bawah reruntuhan, jadi tidak ada yang membantu menyelamatkan orang," tegas Cevik.

Berita Rekomendasi

Dia menambahkan bahwa sulit untuk mendapatkan sumber daya ke daerah yang terkena dampak, dengan jalan utama yang rusak dan tidak dapat digunakan.

"Anda dapat memobilisasi apapun yang anda inginkan, tapi anda tidak bisa mendapatkannya di sana, itu hanya teoritis," kata Cevik.

Sebelumnya, kemarahan 'tumbuh' di Turki atas keyakinan bahwa penegakan peraturan yang buruk mungkin telah menyebabkan runtuhnya banyak bangunan dalam gempa bumi berkekuatan 7,8 skala richter yang terjadi baru-baru ini.

Saat ditanya apakah pemerintah memikul tanggung jawab untuk membiarkan gedung-gedung dengan standar yang tidak memadai itu dibangun, Cevik menegaskan bahwa bangunan bagus dan canggih pun dapat runtuh jika dihantam gempa dahsyat seperti yang terjadi pada Senin lalu.

Baca juga: PBB Sebut Rute Bantuan Kritis Antara Turki dan Suriah Dapat Dibuka Kamis Ini

"Anda dapat memiliki kode bangunan apapun yang anda suka, namun jika itu adalah gempa yang mematikan, maka bangunan itu tetap saja akan runtuh," pungkas Cevik.

Gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 7,8 ini berpusat di tenggara Turki, tepatnya di provinsi Kahramanmaras pada Senin pagi, pukul 04.17 waktu setempat.

Perlu diketahui, Turki dan Suriah merupakan negara tetangga, sedangkan pusat gempa yakni di Kahramanmaras berada di perbatasan kedua negara.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun telah melakukan komunikasi dengan Gubernur Kahramanmaras dan menyampaikan duka cita kepada masyarakat terdampak.

Tim SAR juga telah dikerahkan dari seluruh penjuru Turki.

Sementara itu Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu menegaskan bahwa prioritas saat ini adalah penyelamatan korban yang terjebak di reruntuhan dan bantuan darurat bagi masyarakat terdampak.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas