Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Analis: Banyaknya Korban Tewas Gempa Turki Tunjukkan Pemerintah Tidak Belajar dari Gempa Izmit 1999

Gempa mematikan yang melanda Turki-Suriah pada Senin (6/2/2023) mendapat perhatian dari banyak kalangan mana kala korban tewas lampaui 33 ribu orang.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Daryono
zoom-in Analis: Banyaknya Korban Tewas Gempa Turki Tunjukkan Pemerintah Tidak Belajar dari Gempa Izmit 1999
PIERRE VERDY / AFP
Sebuah kamp keluarga 18 Agustus 1999 di depan sebuah masjid, yang menaranya runtuh, di kota Izmit, 150 km sebelah timur Istanbul di Laut Marmara, di mana jumlah korban tewas meningkat menjadi setidaknya 2.000 setelah gempa 17 Agustus 1999, berkekuatan 7,4 pada skala Richter terbuka. Pusat krisis pemerintah Turki menghitung 18 Agustus 1999 3.741 tewas dan lebih dari 17.000 terluka di provinsi Anatolia tengah dan barat. (GAMBAR ELEKTRONIK) 

TRIBUNNEWS.COM - Pada 1999, lebih dari 17.000 orang tewas dalam gempa bumi di kota Izmit, dekat Istanbul, Turki.

Saat itu, pihak berwenang menjanjikan membuat peraturan bangunan yang lebih ketat.

Pemerintah juga memperkenalkan pajak gempa bumi yang bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan di negara yang terletak di dua garis patahan geologis utama itu.




Gempa lain mengguncang Turki pada 2011 dan menewaskan ratusan orang.

Dikutip dari Guardian, Recep Tayyip Erdogan, saat itu menjadi perdana menteri, menyalahkan konstruksi yang buruk.

Baca juga: Garuda Indonesia Terbangkan 120 Tenaga Medis dan 20 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Turki

Sebuah kamp keluarga 18 Agustus 1999 di depan sebuah masjid, yang menaranya runtuh, di kota Izmit, 150 km sebelah timur Istanbul di Laut Marmara, di mana jumlah korban tewas meningkat menjadi setidaknya 2.000 setelah gempa 17 Agustus 1999, berkekuatan 7,4 pada skala Richter terbuka. Pusat krisis pemerintah Turki menghitung 18 Agustus 1999 3.741 tewas dan lebih dari 17.000 terluka di provinsi Anatolia tengah dan barat. (GAMBAR ELEKTRONIK)
Sebuah kamp keluarga 18 Agustus 1999 di depan sebuah masjid, yang menaranya runtuh, di kota Izmit, 150 km sebelah timur Istanbul di Laut Marmara, di mana jumlah korban tewas meningkat menjadi setidaknya 2.000 setelah gempa 17 Agustus 1999, berkekuatan 7,4 pada skala Richter terbuka. Pusat krisis pemerintah Turki menghitung 18 Agustus 1999 3.741 tewas dan lebih dari 17.000 terluka di provinsi Anatolia tengah dan barat. (GAMBAR ELEKTRONIK) (PIERRE VERDY / AFP)

"Pemerintah kota, kontraktor, dan pengawas sekarang harus melihat bahwa kelalaian mereka sama dengan pembunuhan," ucap Erdogan kala itu.

Hampir 12 tahun kemudian, Turki dilanda gempa bumi dan gempa susulan yang bahkan lebih mematikan pada Senin (6/2/2023).

BERITA TERKAIT

Orang-orang di seluruh Turki tidak hanya mencari sanak saudara yang hilang, tetapi juga jawaban.

Di Turki saja, hampir 30.000 orang tewas dan jumlahnya terus meningkat.

Lebih dari satu juta penduduk Turki pun kehilangan tempat tinggal.

Semakin jelas bahwa korupsi endemik dan lemahnya penegakan aturan bangunan makin memperburuk krisis.

Baca juga: Jumlah Korban Tewas Gempa Lampaui 33 Ribu, Turki Tangkap 113 Kontraktor Bangunan

Standar keselamatan Turki terbaik di dunia

Di atas kertas, standar keselamatan bangunan Turki termasuk yang terbaik di dunia.

Standar tersebut diperbarui secara rutin dengan aturan khusus untuk wilayah rawan gempa.

Beton harus diperkuat dengan baja, dan dinding serta pilar penahan beban harus didistribusikan sedemikian rupa untuk menghindari “pancaking" - ketika lantai bertumpuk satu sama lain setelah runtuh secara vertikal.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas