Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Warga Ukraina Tewas dalam Serangan Rusia di Bakhmut, 6.000 Orang Bertahan di Rumahnya

5 warga Ukraina tewas dalam serangan Rusia di Bakhmut pada Kamis (17/2/2023). Sekira 6.000 orang bertahan di rumahnya selama pertempuran berlangsung.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in 5 Warga Ukraina Tewas dalam Serangan Rusia di Bakhmut, 6.000 Orang Bertahan di Rumahnya
Telegram ASTRA
Kondisi Kota Bakhmut, Ukraina, setelah pertempuran antara Rusia dan Ukraina yang berlangsung berminggu-minggu. Foto-foto ini rilis pada Jumat (13/1/2023). (Foto: Konstantin Liberov) 

TRIBUNNEWS.COM - Lima warga sipil tewas dalam serangan Rusia di Kota Bakhmut, Ukraina, pada Kamis (16/2/2023).

Mereka terdiri dari tiga pria dan dua wanita.

Sembilan warga sipil lainnya terluka karena pecahan peluru.

Selain itu, serangan itu juga merusak banyak bangunan tempat tinggal.

Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk, mengimbau warga sipil yang tetap berada di Bakhmut untuk segera meninggalkan kota.

Baca juga: Presiden Belarus Ungkap Akan Berperang Bersama Rusia di Ukraina jika Hal Ini Terjadi

6 Ribu Warga Masih Bertahan

Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk, terkejut ketika mengetahui warga Ukraina masih berada di rumahnya di wilayah pertempuran di Bakhmut.

Berita Rekomendasi

Ia mengatakan, warga yang masih bertahan ini dapat menghambat pergerakan pasukan Ukraina.

“Terus terang saya kaget sekali masih ada 6.000 warga sipil di sana (di Bakhmut),” tulisnya di Telegram mengutip data terbaru, dikutip dari CNN Internasional.

“Mereka yang memilih untuk tinggal di Bakhmut membahayakan diri mereka sendiri dan orang-orang terkasih,” lanjutnya.

Ia mengatakan, situasi ini dapat meningkatkan risiko bagi militer dan polisi.

Warga sipil yang bertahan ini berpotensi mencegah pasukan pertahanan dan keamanan Ukraina untuk bekerja dengan baik di kota.

Rusia telah mengintensifkan serangan di selatan dan timur Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.

Mereka mengerahkan puluhan ribu pasukan cadangan.

Ukraina memperkirakan, serangan besar baru dapat terjadi menjelang tanggal 24 Februari 2023, dalam peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina.

Kepala tentara bayaran Wagner Grup Rusia Yevgeny Prigozhin.
Kepala tentara bayaran Wagner Grup Rusia Yevgeny Prigozhin. (Twitter)

Baca juga: Konflik Ukraina Buat Pasokan Viagra ke Rusia Dihentikan

Pemimpin tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin memperkirakan Bakhmut akan jatuh dalam hitungan minggu, dikutip dari Yahoo News.

"Saya pikir Grup Wagner akan berhasil mengepung Bakhmut pada bulan Maret atau April. Meskipun sangat sulit untuk ditebak. Itu tergantung pada aktivitas Ukraina. Mereka menerima jenis senjata baru sekarang," katanya.

"Saya yakin seratus persen kami akan menghancurkan ini. Macan tutul. Seratus persen kami akan memilah cara membakarnya," lanjutnya.

Gambar selebaran ini diambil dan dirilis oleh Layanan Pers Layanan Darurat Negara Ukraina pada 21 Maret 2022 menunjukkan petugas pemadam kebakaran memadamkan api skala besar di sebuah gudang makanan di Severodonetsk, wilayah Luhansk, yang hancur setelah penembakan Rusia.
Gambar selebaran ini diambil dan dirilis oleh Layanan Pers Layanan Darurat Negara Ukraina pada 21 Maret 2022 menunjukkan petugas pemadam kebakaran memadamkan api skala besar di sebuah gudang makanan di Severodonetsk, wilayah Luhansk, yang hancur setelah penembakan Rusia. (STR / Layanan Pers Layanan Darurat Negara Ukraina / AFP)

Baca juga: Menteri Luar Negeri Israel Kunjungi Ukraina untuk Pertama Kalinya sejak Perang Dimulai

Pasukan Ukraina Mundur dari Luhansk

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukan Ukraina mundur dari medan perang di Luhansk pada Rabu (15/2/2023).

"Selama penyerangan, pasukan Ukraina mundur secara acak ke jarak hingga 3 km (2 mil) dari garis yang diduduki sebelumnya," kata Kementerian Pertahanan Rusia di Telegram, dikutip dari Jerusalem Post.

Mereka mengklaim garis pertahanan kedua yang dibentengi tidak dapat menahan terobosan militer Rusia.

Sementara itu, analis militer Ukraina, Oleh Zhdanov, mengatakan keadaan sangat sulit bagi Ukraina karena Rusia mengirim pasukan secara massal.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas