Bantu Pulihkan Kesehatan Jiwa Korban Gempa Turki, Pemerintah Indonesia Kirimkan Dokter dan Ahli
Pemerintah Indonesia kirimkan layanan kesehatan jiwa bagi korban terdampak gempa, termasuk di antaranya hiburan bagi anak-anak.
Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM – Gempa di Turki dan Suriah beberapa waktu lalu telah menelan korban jiwa lebih dari 40.000 orang.
Banyak orang kehilangan anggota kelaurganya akibat genpa dahsyat tersebut.
Tak hanya kehilangan keluarga, beberapa korban yang selamat diketahui juga mengalami trauma akibat bencana yang telah meluluh lantakan sejumlah wilayah di Turki dan Suriah.
Untuk itu, pemerintah Indonesia terus memberikan bantuannya ke Turki.
Salah satunya dalam bentuk dukungan layanan kesehatan jiwa bagi korban terdampak gempa, termasuk di antaranya hiburan bagi anak-anak.
Salah satu dokter spesialis kedokteran jiwa (PDSKJ) yang dikirim ke Turki, Era Catur Prasetya mengungkapkan pihaknya lebih mengutamakan kesehatan jiwa dan sosial ke para korban gempa yang selamat.
Menurut catur, meski beberapa korban bencana alam mengalami trauma, namun nyatanya tak semuanya mengalami hal serupa.
“Apa ya, terkonologi trauma healing itu musti kita segera tidak gunakan, karena memang yang kita gunakan itu dukungan kesehatan jiwa dan psikososial.”
“Karena nggak semua orang yang mengalami peristiwa seperti ini (gempa), bencana besar ini mengalami trauma healing,” kata Era Catur Prasetya, dikutip dari kanal YouTube KompasTV, Jumat (17/2/2023).
Untuk itu, pihaknya lebih memilih untuk mengutamakan kesehatan jiwa dan psikososial para korban yang akan diberikan sesuai dengan yang dibutuhkan.
“Sehingga kita tidak boleh mengatakan semuanya trauma gitu.”
“Jadi yang kita lakukan bentuknya lebih ke dukungan kesehatan jiwa dan psikososial. Otomatis apa yang kita berikan itu sesuai dengan apa yang mereka butuhkan,” ujarnya.
Ternyata metode ini juga pernah digunakan di Indonesia, dimana para dokter dan ahli akan memberikan permainan kepada anak-anak hingga bermain bersama saat terkendala bersama.
“Kita lakukan permainan-permainan, terutama untuk mengatasi kendala bahasa kita bisa bermain bersama dengan mereka.”
“Karena mungkin satu-satunya bahasa yang bisa mereka terima, termasuk anak-anak dan kelompok rentan di sini itu adalah model permainan,” lanjutnya.
Pihaknya memastikan bahwa korban gempa Turki tersebut jiwanya dalam keadaan sehat.
“Kita bekerja memastikan mereka dalam kondisi sehat secara kesehatan jiwa, akrena kerja kemanusiaan itu rentan untuk mengalami gangguan kejiwaan,” ujarnya.
(Tribunnews.com/Linda)