Dua WNI yang Jadi Korban Tewas akibat Gempa Turki Teridentifikasi, Asal Bali dan Lombok
Dua WNI asal Bali dan Lombok menjadi korban tewas akibat gempa M 7,8 yang mengguncang Turki dan Suriah pada 6 Februari 2023 lalu.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Dua WNI ditemukan meninggal dunia akibat gempa dahsyat yang mengguncang Turki-Suriah pada 6 Februari 2023 lalu.
Kedua WNI tersebut bernama Ni Wayan Supini asal Bali dan Irma Lestari asal Lombok.
Mereka ditemukan dalam apartemen Galeria yang menjadi tempat kedua korban tinggal di Kota Diyarbarkir pada Jumat (17/2/2023).
Sebagai informasi, selain Supini dan Irma, ada 89 korban meninggal yang tinggal di apartemen tersebut.
Sebelumnya, kedua WNI tersebut adalah korban gempa yang tidak bisa dihubungi oleh KBRI Ankara.
Dilansir laman KBRI Ankara, awal pencarian dilakukan pada Kamis (16/2/2023) saat tim gabungan KBRI Ankara-INASAR (Basarnas) melakukan pencarian di Diyarbakir yang dipimpin oleh Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Judha Nugraha.
Baca juga: INH Salurkan Bantuan dari Masyarakat Indonesia untuk Korban Gempa Turki dan Suriah
Tim ini berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Turki (AFAD) untuk melakukan pencarian.
"Setelah jenazah ditemukan, proses identifikasi dilakukan dengan dukungan Tim DVI Polri yang saat ini sedang berada di Hatay. Dari hasil identifikasi tersebut, kedua jenazah yang ditemukan dapat dikonfirmasi identitasnya," tulis KBRI Ankara.
Terpisah, Dubes RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal mengungkapkan pemulangan segera diupayakan oleh KBRI Ankara dan Kemlu.
Diperkirakan kedua jenazah akan diberangkatkan ke Tanah Air pada Rabu (22/2/2023).
"Saat ini tim sedang melakukan pemulasaran dan membawa jenazah dari Diyarbakir ke Adana untuk proses pemulangan ke tanah air. Jenazah akan diberangkatkan dari Adana ke Jakarta tanggal 22 Februari 2023," jelas KBRI Ankara.
Dengan ada tambahan ini, maka WNI yang tewas akibat gempa Turki-Suriah menjadi empat orang.
Update Gempa Turki-Suriah: 46 Ribu Korban Tewas, 84 Ribu Bangunan Rusak
Dilansir Aljazeera, hari kedua belas gempa Turki-Suriah telah memakan korban tewas sebanyak 46.000 jiwa dan tercatat lebih dari 84.000 bangunan mengalami rusak berat.
Untuk korban jiwa yang berada di Turki mencapai 40.642 orang sementara dari Suriah terhitung 5.800 orang meninggal dunia.
Di sisi lain, jaringan internet di Turki telah kembali normal.
Hal ini dimanfaatkan oleh para korban untuk mengkritik pemerintahan Turki lewat membagikan cuitan dan video lama.
Pada sebuah video yang dibagikan memperlihatkan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan yang mengucapkan selamat kepada pejabat lantaran meratifikasi hukuman pengampunan terkait kesalahan dari setidaknya 6 juta bangunan yang tak lolos regulasi keselamatan.
Tak hanya itu, adapula video unjuk rasa di Provinsi Hatay, Kahramnmaras dan Malatya yang menjadi daerah paling parah terdampak akibat gempa.
Baca juga: INH Salurkan Bantuan dari Masyarakat Indonesia untuk Korban Gempa Turki dan Suriah
Unjuk rasa itu terkait pernyataan Erdogan agar warga yang terdampak gempa agar tetap berada di rumahnya masinbng-masing.
Selain itu, cuitan lawas Erdogan terkait gempa bumi juga kembali dibagikan kembali di Twitter.
Pada cuitan itu, Erdogan menyebut bahwa banyaknya korban meninggal dunia saat gempa lantaran runtuhnya bangunan.
Hal ini berbanding terbalik dengan pernyataannya yang menyebut agar para warga tetap dirumah saat gempa mengguncang.
"Bangunan membunuh manusia, bukan gempa bumi. Kita harus belajar hidup bersama gempa bumi dan mengambil tindakan yang sesuai," tulis Erdogan pada tahun 2013.
Kini cuitan tersebut telah dibagikan oleh ribuan warganet di Turki.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Gempa di Turki