Presiden Prancis Emmanuel Macron: Rusia Harus Dikalahkan, tapi Jangan Dihancurkan
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan menghancurkan Rusia tidak akan pernah menjadi tujuannya.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Sementara itu, Presiden Volodymyr Zelensky tidak merencanakan pembicaraan langsung dengan Vladimir Putin.
Ia bersikeras tidak ada "kepercayaan" di antara para pihak.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC awal pekan ini, Zelensky juga menolak gagasan menyerahkan wilayah untuk mencapai kesepakatan damai dengan Moskow.
Macron sebelumnya telah dikritik oleh beberapa sekutu NATO.
Juni lalu, Macron dikecam oleh Kuleba karena mengatakan sangat penting bahwa Rusia tidak "dipermalukan atas invasinya".
Kuleba pada saat itu menjawab bahwa Rusia - yang "mempermalukan dirinya sendiri" - perlu ditempatkan pada di mana seharusnya berada.
Prancis dan China memiliki 'tujuan yang sama' tentang perdamaian di Ukraina
Dilansir RFI, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan diplomat top China Wang Yi telah sepakat untuk berkontribusi terhadap perdamaian di Ukraina.
China masih menjadi sekutu Rusia, dan tidak mengutuk invasi negara itu ke Ukraina hampir setahun lalu.
Wang Yi, direktur Kantor Komisi Pusat untuk Urusan Luar Negeri, bertemu dengan Macron secara tertutup di Istana Elysée pada hari Rabu (15/2/2023) lalu.
Dia dan Macron membahas perang dan konsekuensinya pada negara-negara yang paling rentan, terutama dalam hal ketahanan pangan dan kapasitas pembiayaan, menurut kantor Macron.
Baik Macron dan Wang menyatakan tujuan yang sama untuk berkontribusi pada perdamaian sesuai dengan hukum internasional.
Wang juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna, yang memintanya untuk meningkatkan tekanan pada Rusia agar memungkinkan untuk kembali menghormati prinsip-prinsip dasar Piagam PBB, kata kementerian luar negeri.
Macron menyatakan harapannya bahwa China dapat menggunakan pengaruhnya terhadap Rusia untuk menekan negara itu agar kembali ke meja perundingan.