Rusia Tuduh Ukraina Berniat 'Kambing Hitamkan' Moskow
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan zat radioaktif telah diangkut ke Ukraina dari negara Eropa yang tidak disebutkan namanya.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Rusia menuduh Ukraina berencana melakukan insiden nuklir di wilayahnya kemudian menyalahkan Moskow menjelang pertemuan penting Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan zat radioaktif telah diangkut ke Ukraina dari negara Eropa yang tidak disebutkan namanya dan Kyiv sedang mempersiapkan provokasi dalam skala besar, Minggu (19/2/2023).
"Tujuan provokasi adalah untuk menuduh tentara Rusia diduga melakukan serangan membabi buta pada fasilitas radioaktif berbahaya di Ukraina, yang menyebabkan kebocoran zat radioaktif dan kontaminasi di daerah tersebut," kata Kementerian Pertahanan Rusia, yang dikutip dari Al Jazeera.
Rusia telah berulang kali menuduh Kyiv merencanakan operasi "bendera palsu" dengan senjata non-konvensional yang menggunakan bahan biologis atau radioaktif. Namun belum ada serangan seperti itu yang dilaporkan terjadi hingga saat ini.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-362: Moskow Ancam Rebut Bakhmut, 3 Orang Tewas di Berislav
Ukraina dan sekutunya telah menolak tuduhan tersebut sebagai upaya untuk menyebarkan disinformasi, dan menuduh Moskow merencanakan insiden seperti itu sendiri dalam upaya untuk menyalahkan Ukraina.
Tuduhan Moskow muncul ketika pejabat Ukraina mendesak politisi Amerika Serikat untuk menekan pemerintahan Presiden AS Joe Biden agar mengirim jet tempur F-16.
Pejabat Ukraina mengatakan jet tempur F-16 akan meningkatkan kemampuan Kyiv untuk menyerang unit rudal Rusia.
Permintaan itu dilakukan di sela-sela Konferensi Keamanan Munich pada akhir pekan kemarin, dalam pembicaraan antara pejabat Ukraina, termasuk Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba, serta Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat AS.
“Mereka mengatakan kepada kami bahwa mereka ingin (F-16) untuk menekan pertahanan udara musuh sehingga mereka bisa mendapatkan drone mereka di luar garis depan Rusia," kata Senator AS Mark Kelly, mantan astronot yang menerbangkan pesawat tempur Angkatan Laut AS dalam pertempuran.
Biden pada bulan lalu mengatakan "tidak", ketika ditanya apakah dia akan menyetujui permintaan Ukraina untuk mengirimkan jet tempur F-16 .
AS harus fokus pada penyediaan senjata yang dapat digunakan langsung di medan perang, daripada jet tempur yang membutuhkan pelatihan ekstensif, kata pejabat administrasi Biden dalam pernyataannya pada Minggu.
Tapi mereka tidak mengesampingkan penyediaan F-16 ke Ukraina.
"Diskusi akan berlanjut selama beberapa minggu dan bulan ke depan," ujar Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield.