Dinilai Terlalu Ikut Campur, Rusia Minta AS Tarik Pasokan Senjata dan Pasukannya di Ukraina
Rusia menilai AS terlalu ikut campur dalam konflik Rusia VS Ukraina. Kemenlu Rusia minta AS menarik pasokan senjata dan pasukannya di Ukraina.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
![Dinilai Terlalu Ikut Campur, Rusia Minta AS Tarik Pasokan Senjata dan Pasukannya di Ukraina](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kunjungan-dadakan-joe-biden-ke-ukraina_20230221_091710.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Luar Negeri Rusia memanggil Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Rusia, Lynne Tracy, karena menilai AS terlalu ikut campur konflik Rusia dan Ukraina.
Pada Selasa (21/2/2023), pihak Rusia mengirimkan pemberitahuan pada AS yang mengatakan, AS memperluas keterlibatannya dalam perang di Ukraina.
Rusia menuduh AS memasok senjata ke Angkatan Bersenjata Ukraina serta berbagi informasi tentang infrastruktur militer dan sipil Rusia dengan Ukraina.
"Dalam hal ini, duta besar telah diberitahu tentang kontra-produktivitas dari tindakan agresif AS saat ini," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia, dikutip dari The Moscow Times.
Kementerian Luar Negeri Rusia juga menuntut AS menarik tentara dan peralatan dari Ukraina.
Permintaan itu merujuk pada bantuan militer Barat ke Ukraina.
Baca juga: Jelang 1 Tahun Invasi Rusia ke Ukraina, Biden Sebut Perang Takkan Pernah Jadi Kemenangan bagi Rusia
Lynne Tracy diberi catatan yang menyatakan AS memberi senjata pada tentara Ukraina dan mendorong Ukraina untuk menyerang sasaran di dalam Rusia, dikutip dari Meduzas.
Hal itu disebut sebagai bukti ketidakmampuan dan kepalsuan klaim pihak Amerika, karena AS bukan pihak dalam konflik sehingga menggunakan Ukraina untuk menyerang Rusia.
"Tercatat secara khusus bahwa untuk meredakan situasi, Washington harus mengambil langkah-langkah untuk memastikan penarikan tentara dan peralatan AS-NATO dan juga menghentikan kegiatan anti-Rusia," tambahnya.
Langkah itu dilakukan hanya sehari setelah Presiden AS Joe Biden melakukan perjalanan ke Kyiv.
Joe Biden menjanjikan pengiriman senjata baru senilai $500 juta ke Ukraina menjelang peringatan pertama invasi Rusia.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pidato kenegaraan pada Selasa (21/2/2023).
Vladimir Putin berjanji untuk melanjutkan kampanye militer Rusia di Ukraina dan mengatakan pengiriman senjata Barat lebih lanjut ke Ukraina akan memicu tanggapan Rusia.
"Semakin jauh sistem Barat dikirim ke Ukraina, semakin jauh kita harus mendorong ancaman dari perbatasan kita," kata Putin dalam pidatonya di kedua majelis parlemen di Moskow.
![Dua anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yakni Prancis dan AS dilaporkan tengah menggelar latihan tempur arteri di kawasan Laut Hitam di Capu Midia, yang dijuluki Eagle Royal 23. Dengan menerjunkan 350 pasukan beserta Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) dan Sistem Roket Peluncuran Ganda (MLRS) buatan AS. Latihan tempur tersebut digelar dengan tujuan untuk menguji sistem pertahanan sayap timur aliansi 30 negara itu.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/himars-roket.jpg)
Baca juga: Joe Biden Sebut Pasukan Rusia Berantakan setelah Setahun Perang di Ukraina
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.