Pasukan Ukraina Bergerilya di Perbatasan, Belarusia Mulai Nyalakan Alarm Perang Siaga Satu
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menyatakan bahwa militernya saat ini tengah bersiap untuk menyalakan alarm perang
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, MINSK – Presiden Belarusia Aleksandr Lukashenko menyatakan bahwa militernya saat ini tengah bersiap untuk menyalakan alarm perang, pernyataan ini dilontarkan usai sekelompok pasukan Ukraina kepergok mendekati wilayah perbatasan Belarusia.
"Saat ini tentara Ukraina terkonsentrasi di sekitar bagian perbatasan negara Belarusia-Ukraina, kemungkinan akan melakukan provokasi bersenjata." kata kementerian pertahanan dalam sebuah posting di Telegram pada Selasa (22/2/2023).
Kemunculan pasukan Ukraina secara signifikan di wilayah perbatasan dikhawatirkan dapat memperluas eskalasi perang, alasan ini yang mendorong pemerintah Belarusia untuk merespon tindakan Ukraina dengan mengambil langkah – langkah antisipasi termasuk membentuk 100 ribu hingga 150 ribu pasukan sukarelawan untuk mempertahankan kawasan teritorial,
Baca juga: Beri Bantuan Militer ke Rusia, Belarusia dan Iran Kena Perluasan Sanksi Uni Eropa
Sebelum situasi di perbatasan memanas, Belarusia sempat menyatakan bahwa pihaknya akan ikut terjun langsung membantu mitranya yakni Rusia dalam menginvasi Ukraina.
Namun Lukashenk menegaskan serangan besar akan dilayangkan negaranya apabila pasukan Ukraina nekat memasuki wilayah perbatasan dan mengancam keamanan jutaan warga Belarus.
"Saya siap berperang dari wilayah kami bersama mitra kami Rusia apabila kami melihat satu tentara Ukraina saja yang datang ke wilayah kami dengan membawa senjata untuk membunuh rakyat kami," kata Lukashenko seperti yang dikutip Channel News Asia.
Menurut data International Institute for Strategic Studies' Military Balance 2022, setidaknya saat ini jumlah tentara profesional di Belarusia mencapai lebih dari 48 ribu pasukan, sedangkan 12 ribu tentara saat ini telah dipindah tugaskan di perbatasan.
Hubungan hangat yang terjalin antara Belarus dan Rusia dilaporkan telah terjalin jauh sebelum invasi pecah, Presiden Vladimir Putin disebut pernah membantu Lukashenk bertahan dari protes massa pro-demokrasi pada tahun 2020 lalu.
Baca juga: Terdampak Sanksi Barat atas Invasi ke Ukraina, Ekonomi Rusia Menyusut 2,1 Persen pada 2022
Kendati hubungan keduannya terjalin sangat harmonis, namun Lukashenko mengaku sejauh ini Rusia tidak pernah meminta Belarus untuk membantunya berperang di Ukraina.