Rusia Tuding Ukraina Lakukan Operasi Kambing Hitam Untuk Rebut Moldova
Tuduhan tersebut muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara pemerintah Moskow dengan Moldova yang memanas
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Kementerian Pertahanan Rusia (MOD) menuding Ukraina tengah merencanakan invasi lewat operasi kambing hitam untuk merebut kawasan Moldova serta Transnistria.
Tuduhan tersebut muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara pemerintah Moskow dengan Moldova yang memanas sejak awal Februari lalu.
Melansir dari Newsweek, konflik tersebut bermula setelah Presiden Moldova Maia Sandu menyebut Rusia telah memanfaatkan Transnistria untuk melengserkan kursi pemerintahannya, dengan menerjunkan 1.500 pasukan perang di wilayah perbatasan itu.
Baca juga: Penjelasan Kesepakatan Nuklir New START dan Alasan Presiden Rusia Vladimir Putin Menangguhkannya
Sebelum konflik di kawasan tersebut pecah, Rusia berulang kali menegaskan kehadiran tentaranya ada di perbatasan Transdniestria dimaksudkan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas.
Akan tetapi hal tersebut dianggap Moldova sebagai ancaman, hingga presiden Sandu meminta Moskwa untuk menarik pasukannya. Namun permintaan itu tak kunjung dikabulkan oleh Rusia, sampai akhirnya Moldova geram dan terus mengancam keamanan pasukan Rusia di wilayah Transdniestria.
"Moldova tetap berkomitmen penuh untuk dialog damai di Transdniestria dan menyerukan Rusia untuk menarik pasukan yang ditempatkan secara ilegal di wilayah kami.” jelas Kementerian Luar Negeri Moldova, Daniel Voda.
Sebagai informasi wilayah Transdniestria awalnya merupakan bagian dari kawasan Moldova, namun secara sepihak Transdniestria memutuskan untuk memisahkan diri dari Moldova pada 1990, ketika negara itu masih menjadi bagian dari Uni Soviet.
Sayangnya referendum terkait pemisahan Moldova dengan Transdniestria hingga kini tak diakui secara internasional. Sehingga dunia masih mengakui Transnistria sebagai wilayah kedaulatan Moldova.
Hubungan keduanya sempat melunak sampai di awal tahun 2023 Moldova kembali berulah dengan menyerang pasukan Rusia yang ditempatkan Transdniestria, Putin mengklaim serangan yang dilakukan Moldova merupakan hasutan dari pemerintah Ukraina.
Pernyatan tersebut diperkuat dengan pernyataan yang dilontarkan orang kepercayaan Putin yang mengetahui masalah tersebut, dengan menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah memprovokasi presiden Sandu dengan mengatakan bahwa Rusia berencana melakukan serangan dan merebut bandara di ibu kota Moldova.
Baca juga: Pakar Perang Prediksi Skenario Konflik Rusia-Ukraina Setelah Peringatan 1 Tahun Invasi
“Kyiv sedang merencanakan provokasi bersenjata terhadap Transnistria dan militer Angkatan Bersenjata Federasi Rusia, dengan memanfaatkan amarah Moldova sehingga membuat pemerintahan Moskow dilanda ketidakstabilan," kata MOD Rusia.
Sejumlah cara kini mulai dilakukan Putin untuk menekan amukan Moldova diantaranya dengan mengurangi pasokan bahan bakar dan pangan dengan tujuan untuk melemahkan perekonomian negara bagian itu,
Tak hanya itu, pemerintah Rusia kini juga mulai menerjunkan sejumlah pasukan tambahan untuk mencegah adanya serangan dadakan yang dilakukan militer Ukraina dari wilayah Moldova.