Populer Internasional: Israel Mengebom Gaza - Serbia Genjot Produksi Amunisi Senjata untuk Perang
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya serangan Israel ke Gaza hingga Serbia yang menggenjot produksi amunisi untuk perang di Ukraina.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Israel melakukan pengeboman di Jalur Gaza, setelah Palestina melakukan serangan roket ke Israel.
Soal perang di Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut ada 3 metode serangan nuklir yang bisa dilakukan negaranya.
Setelah setahun perang berlalu, sejumlah pakar membeberkan analisis mereka tentang kondisi kedua negara.
Di sisi lain, Serbia diuntungkan dengan memproduksi amunisi senjata untuk perang.
Presiden Serbia menyebut amunisi laris manis seperti kacang goreang.
Baca juga: Satu Tahun Invasi Rusia, Tiga Jurnalis Indonesia Cerita Kondisi Memprihatinkan di Ukraina
Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Israel Mengebom Gaza setelah Palestina Melakukan Serangan Roket di Kota Sderot
Israel melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah Palestina melakukan serangan roket ke Israel.
Militer Israel mengatakan, pesawat-pesawat tempur melakukan serangan bom terhadap Hamas di Jalur Gaza pada Kamis (23/2/2023) pagi.
Dikutip dari The Times of Israel, jet tempur Israel menghantam bengkel senjata dan situs militer Hamas di Gaza.
"Kompleks itu terletak di dekat masjid, klinik medis, sekolah, hotel, dan kantor polisi."
"Ini adalah bukti lebih lanjut bahwa organisasi teror Hamas menempatkan aset militernya di jantung penduduk sipil," kata pihak militer.
"Serangan itu merupakan pukulan serius bagi kemampuan Hamas untuk membentengi dan mempersenjatai diri," tambah pernyataan tersebut.
Sebelumnya, Palestina telah melakukan serangan dengan menembakkan enam roket ke arah Kota Sderot dan Ashkelon di wilayah Israel.
2. Perkuat Militer, Presiden Vladimir Putin Sebut Ada 3 Metode Serangan Nuklir Rusia
Presiden Rusia, Vladimir Putin berjanji untuk terus memperkuat sistem rudal strategis negara, termasuk pengembangan senjata hipersonik.
Hal itu ia sampaikan dalam pidato Hari Pembela Tanah Air pada Kamis (23/2/2023) di laman Presiden Rusia.
"Kami akan meningkatkan perhatian, seperti sebelumnya, untuk memperkuat triad nuklir," kata Putin kepada para veteran Perang Dunia II.
Ia mengatakan, ada tiga metode serangan Rusia dengan nuklir.
Pertama, rudal balistik berbasis darat, berbasis udara, dan berbasis kapal selam.
Rusia juga memiliki rudal balistik dan pembom nuklir yang dapat dikerahkan dalam serangan nuklir, dikutip dari Sputnik.
Perkuat Angkatan Militer Rusia
Putin mengatakan, akan memperkuat dan memodernisasi Angkatan Darat dan Angkatan Laut Rusia.
Menurutnya, Angkatan Darat dan Angkatan Laut yang modern dan efisien adalah jaminan keamanan dan kedaulatan negara.
3. Pakar Perang Prediksi Skenario Konflik Rusia-Ukraina setelah Peringatan 1 Tahun Invasi
Presiden Rusia, Vladimir Putin membela operasi militer khusus yang diperintahkannya pada 24 Februari 2022.
Dalam peringatan setahun invasi Rusia ke Ukraina, ribuan warga sipil dan tentara Ukraina tewas dalam perang.
Perang Rusia-Ukraina juga meningkatkan ketegangan antara Rusia dan Barat ke titik tertinggi sepanjang masa.
Jumat (24/2/2023) merupakan peringatan pertama perang yang dicemaskan komunitas internasional.
Perdamainan tampaknya masih sangat jauh dari jangkauan.
Lalu, apa yang mungkin akan terjadi setelah peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina?
Al Jazeera meminta beberapa pakar membagikan pandangan mereka, berikut ini rangkumannya seperti dikutip Tribunnews.com, pada Selasa (21/2/2023):
1. Rusia dan Ukraina sama-sama tidak memiliki cukup senjata
Seorang sejarawan di Universitas Bremen Jerman, Nikolay Mitrokhin menyebut skenario besar - baik Rusia maupun Ukraina tidak dapat dicapai dalam perang ini.
4. Serbia: Semua Pihak Bersiap untuk Perang, Amunisi Laris Manis seperti Kacang Goreng
Industri militer Serbia telah menggenjot produksi senjata dan amunisi untuk memenuhi permintaan yang meroket akibat konflik di Ukraina.
Pernyataan ini disampaikan Presiden Serbia Aleksandar Vucic pada Selasa lalu.
Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (23/2/2023), mengunjungi pameran senjata IDEX di Uni Emirat Arab (UEA), Vucic mengatakan dunia saat ini sedang mempersiapkan perang.
"Semua orang membutuhkan amunisi. Setiap orang membeli segalanya, apapun yang bisa kami hasilkan akan dijual. Saya tidak tahu mengapa beberapa barang ini belum juga berakhir penggunaannya di medan perang Ukraina," kata Vucic.
Permintaan untuk keperluan perang seperti roket untuk sistem peluncur ganda 'Grad' telah meningkat sebesar 70 persen.
Ia mencatat bahwa negaranya ingin memperluas beberapa produksi amunisi, karena semuanya diminta.
"Amunisi laris manis seperti kacang goreng," tegas Vucic.
(Tribunnews.com)