Satu Tahun Perang Rusia-Ukraina, Pengamat Militer: Ada Pelajaran Penting untuk Indonesia
Connie Rahakundini Bakrie menyebut ada beberapa hal penting dari perang tersebut yang bisa dijadikan pembelajaran bagi Indonesia.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan serangan ke negara tetangganya, Ukraina, pada 24 Februari 2022.
Operasi militer tersebut disebut sebagai invasi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.
Peluncuran serangan ini tanda dimulainya perang Rusia-Ukraina yang hingga saat ini masih belum berakhir.
Kini genap setahun lebih perang antara dua negara tersebut.
Analis pertahanan, militer dan hubungan internasional Connie Rahakundini Bakrie menyebut ada beberapa hal penting dari perang tersebut yang bisa dijadikan pembelajaran bagi Indonesia.
Khususnya bagi Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Kementerian Luar Negeri (Kemlu), dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Hal ini disampaikan Connie dalam Tribun Talks dengan tema "1 Tahun Perang, Kenapa Rusia Belum Dapat Taklukkan Ukraina?" yang ditayangkan di kanal YouTube Tribunnews.
Pelajaran pertama, kata Connie Indonesia saat ini harus mulai menetapkan pihak mana yang menjadi ancaman.
Kedua, berdasarkan ancaman tersebut, Indonesia harus tahu sampai mana menyebarkan pasukan pertahanannya.
Kemudian, ketiga, Indonesia harus mulai menentukan doktrin seperti apa yang harus dimiliki.
"Yang terjadi kemudian maka pelajaran buat Kemhan dan Kemlu tetapkan siapa ancaman yang jelas," kata Connie seperti dikutip Tribunnews, Sabtu (25/2/2023).
"Kedua kita ubah doktrin pertahanan kita, enggak bisa lagi defence, kita ini kan pertahanan ke dalam, makanya ribut di dalam terus, enggak pernah di luar," tambahnya.
Lebih lanjut ia menegaskan, ancaman dari pihak luar bagi Indonesia sudah jelas di depan mata, bukan sekadar bayang-bayang. Sehingga penting menurut Connie bagi Indonesia untuk belajar dari perang Rusia-Ukraina.
"Tapi sebenarnya yang mengancam kita adalah ancaman dari luar yang sangat di depan mata karena sudah establihed di sini, bukan lagi mau, tapi sudah ada. Tinggal membentuk rupa saja yang ada. Tapi itu pasti," tegasnya.
Baca juga: Setahun Perang Rusia di Ukraina, Sekutu Barat Kecam Rusia dan Suarakan Dukungan untuk Zelensky
Ia juga menekan, ihwal situasi perang di era sekarang ini lebih mengerikan dan begitu mengutamakan kekuatan. Sehingga kekuatan trimarta ia sebut sangat penting.
"Jadi di mana sebenarnya kekuatan trimarta terpadu itu ternyata sangat penting. Di sini kelihatan betul ketika satu angkatan itu sangat berkelindan dengan angkatan lainya," jelasnya.
"Karena kalau zaman perang dunia dulu kan angkatan laut, angkatan udara, angkatan darat seperti masing-masing. Tapi perang dunia itu membuat mereka dalam satu network centre yang betul-betul satu komando," kata Connie menambahkan.