Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia Perpanjang Perjanjian Ekspor Biji di Laut Hitam dengan Ukraina Selama 60 Hari

Rusia perpanjang perjanjian ekspor biji di Laut Hitam dengan Ukraina, hanya selama 60 hari. Rusia memberi alasan singkatnya perpanjangan ini.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
zoom-in Rusia Perpanjang Perjanjian Ekspor Biji di Laut Hitam dengan Ukraina Selama 60 Hari
UN Spokesperson
Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, berbicara soal kesepakatan perpanjangan perjanjian Black Sea Grain Initiative atau Inisiatif Gandum Laut Hitam dengan Ukraina selama 60 hari, dalam upaya PBB untuk memfasilitasi ekspor makanan dan pupuk Rusia. Pembicaraan ini dilakukan di Jenewa, Swiss, pada Senin (13/3/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Rusia memperpanjang perjanjian Black Sea Grain Initiative atau Inisiatif Gandum Laut Hitam dengan Ukraina.

Perjanjian yang berakhir pada 18 Maret 2023 itu akan diperpanjang selama 60 hari.

Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menengahi masalah ini, mengatakan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Vershinin, setuju memperpanjang Inisiatif Butir Laut Hitam hanya selama 60 hari.




"PBB mencatat pengumuman yang dibuat hari ini oleh Federasi Rusia mengenai perpanjangan Inisiatif Butir Laut Hitam selama 60 hari," kata pernyataan PBB, Senin (13/3/2023), dikutip dari The Moscow Times.

Penambahan jangka waktu perjanjian kali ini tergolong singkat, jika dibandingkan dengan perpanjangan sebelumnya, yang mencapai 120 hari.

Baca juga: Harga Gandum Turun, Setelah Rusia Kembali ke Kesepakatan Ekspor dari Laut Hitam Ukraina

Alasannya, Rusia ingin menerapkan pembatasan ekspor pertanian.

"Rusia tidak keberatan dengan perpanjangan lain dari 'Inisiatif Laut Hitam' setelah masa jabatan keduanya berakhir pada 18 Maret, tetapi hanya untuk 60 hari," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Vershinin, dikutip dari Reuters.

BERITA TERKAIT

Selain PBB, Turki juga berperan sebagai penengah dalam perjanjian ini.

Black Sea Grain Initiative bertujuan untuk mencegah krisis pangan global dengan membiarkan Ukraina mengekspor biji-bijian dengan aman dari tiga pelabuhan di Ukraina.

"Sikap kami selanjutnya akan ditentukan berdasarkan kemajuan nyata dalam normalisasi ekspor pertanian kami, bukan dengan kata-kata, tetapi dalam perbuatan," tambahnya.

Masuknya gandum dan unggas murah Ukraina menimbulkan kesulitan bagi petani dan peternak di Uni Eropa (UE) untuk mencapai titik impas
Masuknya gandum dan unggas murah Ukraina menimbulkan kesulitan bagi petani dan peternak di Uni Eropa (UE) untuk mencapai titik impas (Benison Media)

Baca juga: Warga Ceko Aksi Protes Anti Pemerintah, Kecam Kenaikan Harga hingga Bantuan Militer untuk Ukraina

Rusia berpendapat, meski ekspor pertanian Rusia belum secara eksplisit ditargetkan oleh Barat, sanksi atas pembayaran, logistik, dan industri asuransinya telah menciptakan penghalang untuk dapat mengekspor biji-bijian dan pupuknya sendiri.

Kesepakatan yang ditengahi PBB juga didukung oleh Turki di Istanbul telah memungkinkan ekspor 24 juta Metrik Ton biji-bijian,  dan lebih dari 1.600 pelayaran kapal yang aman melalui Laut Hitam.

Kurang lebih 55 persen dari ekspor makanan pergi ke negara-negara berkembang, dikutip dari laman PBB.

Pernyataan pers itu dikeluarkan setelah pembicaraan dengan delegasi tingkat tinggi Rusia dengan PBB pada hari Senin (13/3/2023) di Jenewa, Swiss.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas