Militer Myanmar Bantah Lakukan Genosida di Kompleks Biara Buddha yang Tewaskan 22 Orang
22 orang di kompleks biara Buddha Myanmar menjadi korban penembakan massal. Militer Myanmar membantah melakukan genosida pada warga sipil.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Pelaku Tidak Diketahui
Baku tembak yang terjadi pada malam kejadian, menyamarkan kebenaran soal pelaku penembakan massal.
Tidak jelas siapa yang menembakkan peluru pada warga sipil.
Seorang pemimpin lokal gerilyawan Karenni yang mengambil foto para korban, mengatakan, penembak jitu di kelompoknya telah menggunakan teropong senapan saat kejadian itu.
Orang itu melihat, ada sekitar 100 tentara menembakkan senjata dan membakar rumah saat mereka memasuki desa pada Sabtu (11/3/2023) pagi, dikutip dari CTV News.
Dia mengatakan para penembak jitu tidak dapat melihat kejadian itu lebih lama, karena harus mundur saat mendapat serangan dari pesawat pemerintah.
Gerilyawan Karenni lainnya mengaku tak menyaksikan kejadian itu.
Ia hanya mengetahuinya setelah melihat mayat-mayat di desa itu.
Dia membantah tuduhan militer Myanmar yang menuding pasukan militan yang membunuh mereka.
Baca juga: Amnesty Internasional Sebut Militer Myanmar Raih Pasokan Bahan Bakar Penerbangan dari Asia dan Eropa
Saksi Mendengar Tembakan
Seorang penduduk Nam Nain berusia 45 tahun, yang meninggalkan desa pada akhir Februari 2023 karena pertempuran, memberikan kesaksiannya.
Ia mengaku masih sering berhubungan dengan biksu di desanya melalui telepon.
“Biksu itu menelepon saya pada jam 8 pagi pada hari Sabtu. Dia berkata 'Mereka masuk ke desa. Saya bisa mendengar suara tembakan dan artileri,' dan dia tiba-tiba menutup telepon," katanya kepada AFP, Senin (13/3/2023).
“Dia (si biksu) tidak bisa mengatakan kelompok mana yang masuk. Jadi tidak jelas siapa yang membunuh orang-orang itu,” kata warga tersebut, Senin.