Rusia Mau Ambil Puing-puing Drone MQ-9 Reaper di Laut Hitam, AS: Tak Banyak Data Bisa Dipulihkan
Pemulihan pesawat tak berawak AS yang jatuh setelah dicegat oleh jet tempur Rusia akan menjadi tantangan mengingat perairan yang dalam di Laut Hitam
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS), Jenderal Mark Milley, mengatakan akan memakan waktu untuk mengambil drone MQ-9 Reaper yang jatuh di Laut Hitam.
Drone AS bertabrakan dengan satu dari dua jet Su-27 Rusia pada Selasa (14/3/2023).
Puing-puing drone MQ-9 Reaper diperkirakan tenggelam di perairan sedalam 1.219 hingga 1.524 meter (4.000 hingga 5.000 kaki).
"Operasi pemulihan dari sudut pangdang teknis akan sangat sulit," ungkap Milley kepada wartawan, Rabu (15/3/2023), dikutip dari Al Jazeera.
Di satu sisi, Rusia menyangkal jetnya melakukan kontak fisik dengan drone AS.
Moskow mengatakan, akan mencoba mengambil puing-puing drone tersebut.
Baca juga: Update Perang Rusia vs Ukraina Hari ke-386 Invasi: Wagner Perluas Pengepungan Bakhmut
Pada Kamis (16/3/2023), muncul laporan bahwa pejabat AS mengonfirmasi kapal Rusia mencapai lokasi kecelakaan.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh reporter senior ABC News Pentagon, Luis Martinez, bahwa memang ada kapal Rusia di lokasi kecelakaan yang berada di Laut Hitam.
Sebagai catatan, Laut Hitam berbatasan dengan Rusia dan Ukraina.
Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev, mengatakan pihaknya akan mencoba mengambil sisa-sisa drone pengintai militer AS MQ-9 yang jatuh ke Laut Hitam pada Selasa (14/3/2023).
"Saya tidak tahu apakah kami dapat mengambilnya kembali atau tidak, tetapi itu harus dilakukan. Dan kami pasti akan mengusahakannya. Saya harap, tentu saja akan berhasil," katanya kepada saluran TV Rossiya-1.
"Kedua, mengenai drone, Amerika terus mengatakan mereka tidak ikut serta dalam operasi militer. Ini adalah konfirmasi terbaru bahwa mereka berpartisipasi langsung dalam kegiatan (perang) ini," lanjutnya.
Baca juga: Gubernur Lemhannas Prediksi Perang Rusia dan Ukraina Tidak Akan Menjelma Menjadi Perang Total
Rusia sebut AS bantu Ukraina dengan laporan intelijen
Duta Besar Moskow untuk AS, Anatoly Antonov, menyebut Washington mengumpulkan laporan intelijen untuk tentara Ukraina dengan mengerahkan drone dekat perbatasan Rusia.
Dikatakan, tujuannya untuk membantu Ukraina melakukan serangan terhadap pasukan Rusia.
Sementara itu, para pejabat Ukraina memperingatkan bahwa jatuhnya pesawat tak berawak menandakan niat Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk memperluas konflik.
“Tujuan dari taktik menyeluruh ini adalah untuk selalu meningkatkan taruhannya,” kata Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Ukraina Oleksiy Danilov di media sosial.
Baca juga: Kanada Pasok Amunisi hingga Rudal Pertahanan Udara ke Tentara Ukraina
Mungkin tidak sengaja menabrak drone AS
Ada beberapa pejabat AS yang menduga pesawat Rusia mungkin secara tidak sengaja bertabrakan dengan drone AS, mengingat Moskow bersikukuh bahwa jetnya tidak menganggu pesawat secara fisik.
Tampaknya kedua belah pihak fokus pada mencegah eskalasi militer di saat hubungan mereka sudah tegang karena invasi militer Rusia ke Ukraina.
“Apakah itu disengaja atau tidak? Belum tahu,” kata Milley.
Sebelumnya pada hari Rabu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan insiden itu kemungkinan tidak disengaja.
Rusia dinilai bertindak sembrono
Menuduh Rusia melakukan perilaku sembrono setelah pesawat tak berawak (drone) Washington jatuh ke Laut Hitam seusai bertabrakan dengan jet tempur Su-27 milik Rusia.
Insiden tersebut terjadi pada Selasa (14/3/2023), lapor TASS.
Baca juga: Digempur Rusia, Tentara Ukraina di Medan Perang Alami Penyusutan Drastis
Sebelum tabrakan, dikatakan jet Su-27 membuang bahan bakar ke jalur drone.
Menurut AS, lokasi tersebut berada di wilayah udara internasional.
"Drone MQ-9 Reaper yang rusak dijatuhkan oleh AS setelah menjadi tidak dapat diterbangkan," kata Pentagon.
Jet Rusia Su-27 menghantam baling-baling drone, membuatnya tidak dapat dioperasikan, dikutip dari Reuters.
Rusia membantah dua jet tempur Su-27 melakukan kontak apapun.
Kementerian Pertahanan Rusia menyalahkan manuver tajam drone tak berawak atas kecelakaan itu.
Baca juga: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Dukung Petisi untuk Mengganti Nama Negara Rusia Menjadi Muscovy
Dikutip dari BBC, yang menjadi pertanyaan kunci adalah apakah tabrakan itu hanyalah upaya Rusia untuk mengganggu pesawat tak berawak AS dan pekerjaannya - atau apakah itu merupakan upaya yang disengaja untuk menjatuhkannya.
Pejabat militer AS mengatakan insiden itu terjadi sekitar pukul 07:03 Waktu Eropa Tengah (06:03 GMT) pada Selasa dan konfrontasi berlangsung sekitar 30-40 menit.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)