Erdogan Akhirnya Beri Lampu Hijau Pemohon Aplikasi NATO, Ini Syaratnya
Sebelum Finlandia dan Swedia dapat bergabung dengan aliansi tersebut, Turki menuntut agar negara-negara Nordik itu menindak tersangka teroris Kurdi.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa parlemen negaranya akan meratifikasi aplikasi Finlandia untuk bergabung dengan blok NATO.
Namun sebelum Finlandia dan Swedia dapat bergabung dengan aliansi tersebut, Turki menuntut agar negara-negara Nordik itu menindak tersangka teroris Kurdi.
Baca juga: Oposisi Turki Tunjuk Kemal Kilicdaroglu Maju Pilpres Lawan Erdogan
"Kami telah memutuskan untuk memulai protokol aksesi Finlandia ke NATO di parlemen kami. Ketika (Finlandia) datang untuk memenuhi janjinya dalam nota kesepahaman trilateral, kami telah melihat bahwa Finlandia telah mengambil langkah otentik dan konkret," kata Erdogan, setelah pertemuan dengan Presiden Finlandia Sauli Niinisto di Ankara.
Dikutip dari laman Russia Today, Sabtu (18/3/2023), Finlandia dan Swedia melepaskan kenetralan mereka dan mendaftar untuk bergabung dengan blok pimpinan Amerika Serikat (AS) itu pada Mei lalu, sebagai tanggapan atas operasi militer Rusia di Ukraina.
Namun, aksesi ke NATO itu membutuhkan persetujuan bulat dari semua anggota yang ada, dan Erdogan menuntut agar kedua pemohon tersebut mencabut embargo senjata di Turki, mengekstradisi tersangka teroris Kurdi dan Gulen, serta menyelidiki aktivitas Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di dalam perbatasan mereka.
Finlandia dan Swedia pun menyetujui tuntutan ini dalam memorandum trilateral yang ditandatangani pada Juni 2022.
Namun kemudian Turki menuduh Swedia tidak menepati janjinya.
Baca juga: Erdogan Beri Isyarat soal Ratifikasi Keanggotaan NATO pada Finlandia
Pihak berwenang Swedia menyangkal tuduhan tersebut, namun Erdogan tetap tidak yakin, dan penolakan pihak berwenang Swedia untuk menghentikan protes pembakaran Al-qur'an baru-baru ini semakin mengobarkan ketegangan.
"Peluang Swedia untuk masuk ke NATO, akan terkait langsung dengan langkah-langkah konkret yang diambil Swedia dalam 'perang melawan terorisme'," tegaa Erdogan.
Meskipun Swedia dan Finlandia pada awalnya mengatakan bahwa mereka akan bergabung dengan NATO secara 'berdampingan', kedua negara itu pada akhirnya telah mengakui bahwa mereka kemungkinan akan bergabung secara terpisah.
"Tidak dikecualikan bahwa Swedia dan Finlandia akan meratifikasi dalam langkah yang berbeda," kata Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson pada awal pekan ini.
Berbicara setelah pertemuan pada Jumat kemarin, Niinisto mengatakan bahwa tawaran keanggotaan negaranya sendiri tidak akan 'lengkap tanpa Swedia'.
Ia menambahkan bahwa kedua negara 'memiliki begitu banyak kepentingan yang sama dan menjadi tetangga di wilayah Laut Baltik'.
Selain Turki, semua anggota NATO saat ini kecuali Hongaria telah meratifikasi aplikasi Swedia dan Finlandia.
Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban mengatakan bahwa ia memang mendukung kedua negara bergabung dengan aliansi tersebut, namun juga menuduh politisi di dua negara itu telah 'menyebarkan kebohongan terang-terangan" tentang pemerintahan konservatifnya.