Profil Karim Khan, Jaksa ICC yang Diselidiki Rusia, Buntut Rilis Surat Penangkapan Vladimir Putin
Rusia mengumumkan tengah menyelidiki Jaksa ICC, Karim Khan, buntut surat penangkapan Vladimir Putin. Simak profil Karim Khan berikut ini.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.com - Jaksa Penuntut Umum (JPU) Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), Karim Khan, tengah diselidiki oleh Kremlin, pasca-mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Hal ini diumumkan Komite Investigasi Rusia pada Senin (20/3/2023).
Kremlin mengatakan, Karim Khan diselidiki atas dasar "penuntutan pidana terhadap seseorang yang diketahui tidak bersalah dan persiapan serangan terhadap perwakilan negara asing yang mendapat perlindungan internasional," ujar pernyataan dari Komite Investigasi, dikutip dari The Moscow Times.
Selain Karim Khan, seorang pengacara Inggris dan hakim Tomoko Akane, Rosario Salvatore Aitala, serta Sergio Gerardo Ugalde Godinez, juga turut menjadi sasaran penyelidikan Rusia, sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Lantas, seperti apa profil Karim Khan?
Profil Karim Khan
Baca juga: Balas Surat Penangkapan Vladimir Putin, Kremlin Selidiki Jaksa ICC Karim Khan
Menurut Wikipedia, pria bernama lengkap Karim Ahmad Khan ini lahir di Edinburgh, Skotlandia pada 30 Maret 1971.
Ia terpilih sebagai JPU ICC pada 12 Februari 2021 lewat sidang ke-19 Majelis Negara Pihak Statuta Roma di New York, Amerika Serikat (AS).
Lima bulan setelahnya, tepatnya pada 16 Juni 2021, Khan dilantik sebagai Jaksa ICC.
Dikutip dari icc-cpi.int, Khan sebelumnya menjabat Asisten Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), serta Penasihat Khusus pertama dan Kepala Tim Investigasi PBB pada 2018 hingga 2021.
Jabatan itu ia emban untuk menggaungkan pertanggungjawaban atas kejahatan ISIL di Irak lewat organisasi UNITAD, yang didirikan berdasarkan resolusi Dewan Keamanan 2379 pada 2017.
Tak hanya itu, Khan juga pernah menjadi Penasihat Ratu dengan pengalaman profesional lebih dari 25 tahun sebagai pengacara hukum pidana internasional dan hak asasi manusia.
Ia juga memiliki pengalaman yang luas sebagai jaksa, pengacara korban, dan pengacara pembela di pengadilan pidana domestik dan internasional.
Kariernya sebagai jaksa diketahui telah membawa Khan menyelesaikan banyak kasus besar dan pergi ke banyak negara.
Mengutip cfj.org, ia pernah bertugas di ICC, ICC untuk Rwanda, ICC untuk bekas Yugoslavia, Dewan Luar Biasa Pengadilan Kamboja (DLBPK) atau dikenal Pengadilan Kamboja, Pengadilan Khusus untuk Lebanon, hingga Pengadilan Khusus untuk Sierra Leone
Tak hanya itu, Karim Khan juga mewakili korban pelanggaran HAM di Afrika dan Asia.
Pada 2018, Khan ditunjuk sebagai Recorder of the Crown Court dan menjadi anggota senior untuk Lincoln's Inn.
Lalu, pada Juli 2017, Khan terpilih menjadi Presiden kedua Asosiasi Pengacara ICC.
Ia juga menjadi Duta Besar Asosiasi Pengacara Afrika di seluruh dunia.
Baca juga: Xi Jinping dan Vladimir Putin: Apa yang bisa diharapkan dari China-Rusia atas perang di Ukraina?
Sejumlah penghargaan pernah diraih Khan atas dedikasi dan profesionalitasnya sebagai sosok yang bergerak dalam bidang hukum.
Khan pernah dianugerahi Criminal Lawyer of the Year di Inggris pada 2017.
ICC Rilis Surat Penangkapan Vladimir Putin
Beberapa waktu lalu, ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin atas dugaan kejahatan perang yang melibatkan tuduhan, Rusia telah mengambil paksa anak-anaka Ukraina.
Tak hanya kepada Putin, ICC juga mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Komisaris Putin Hak-hak Anak, Mario Lvova-Belova.
Dalam rilisnya, Jumat (17/3/2023), ICC mengatakan keduanya "diduga bertanggung jawab atas kejahatan perang berupa deportasi penduduk (anak-anak) yang melanggar hukum dan pemindahan penduduk (anak-anak) yang melanggar hukum dari wilayah Ukraina yang diduduki ke Federasi Rusia," dilansir NPR.
Menanggapi surat dari ICC, Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menilainya sebagai hal yang keterlaluan dan tidak bisa diterima.
Peskov mengatakan Rusia tak mengakui yurisdiksi ICC.
"Karena itu, setiap keputusannya (ICC) tidak penting bagi Rusia dari sudut pandang hukum," tegasnya.
Sementara itu, Jaksa Agung Ukraina, Andriy Kostin, menyebut keputusan ICC sebagai "bersejarah".
Bisakah Vladimir Putin Ditangkap?
Pertanyaan ini menjadi hal yang muncul pertama kali saat mendengar berita ini.
Sejauh ini, Rusia bukan anggota ICC, sehingga tidak mungkin Rusia melaksanakan surat perintah itu.
Namun, ICC memberlakukan surat perintah penangkapan ini kepada negara-negara anggota ICC.
Baca juga: Bocoran Agenda Kunjungan Xi Jinping di Rusia: Bertemu Putin, akan Bahas Perdamaian Ukraina
ICC meminta negara anggotanya untuk melaksanakan penangkapan Presiden Vladimir Putin jika Putin berkunjung ke negaranya.
Jaksa ICC Karim Khan membenarkan rencana ini, jika Putin mengunjungi satu dari 123 anggotanya.
Terkait hal ini, Dmitry Peskov tidak mengomentarinya.
"Saya tidak menambahkan apapun tentang topik ini," kata Dmitry Peskov.
Selain Vladimir Putin, ICC juga merilis surat penangkapan Komisaris Hak Anak Rusia, Maria Lvova-Belova.
Sebagai informasi, ada banyak negara yang bukan anggota ICC, termasuk China, India, Rusia, dan Amerika Serikat.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Yunita Rahmayanti)