Gempa Afghanistan-Pakistan, Penduduk Kashmir Bergegas Keluar Rumah, Akui Trauma Gempa 2005
Penduduk Kashmir bergegas keluar rumah dan menemukan orang-orang di jalan sedang melantunkan doa dengan keras, akui trauma dengan gempa 2005 kemarin.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Di wilayah Kashmir, daerah yang dikelola oleh India sebagai wilayah persatuan sejak 2019 mengaku bergegas keluar rumah saat gempa berkekuatan 6,5 mengguncang Afghanistan dan Pakistan pada Selasa (21/3/2023).
Gempa memicu kepanikan dan trauma karena teringat gempa dahsyat yang melanda Turki dan Suriah pada 6 Februari 2023 kemarin.
"Kami sedang duduk di rumah kami ketika segala sesuatu di sekitar kami bergetar," ungkap Mhammad Yasin, penduduk kota Srinagar kepada Al Jazeera.
"Awalnya, itu tidak terlalu kuat tetapi ketika kami bergegas keluar, kami melihat semua orang di jalan menangis," imbuhnya.
“Gambar kehancuran dari Turki dan Suriah masih segar [di mata kami]. Untuk sesaat, kami merasa ini adalah akhir dari dunia kami,” katanya.
Tidak ada laporan kerusakan atau korban jiwa di wilayah tersebut.
Baca juga: Gempa M 6,5 Guncang Pakistan-Afghanistan, 2 Orang Dilaporkan Tewas, Ratusan Luka-luka
Survei Geologi AS (USGS) melaporkan pusat gempa berada 40 km selatan-tenggara kota Jurm di Afghanistan, yang dekat dengan perbatasan Pakistan dan Tajikistan,
Diwartakan CBS, gempa kuat tersebut berlangsung sekira 30 detik.
"Orang-orang berlarian keluar rumah dan membaca Al Quran," kata seorang koresponden AFP di Rawalpindi.
Menurut laporan AP News, gempa ini dirasakan di sejumlah negara, yaitu Pakistan, Afghanistan, India, hingga Tajikistan, sebagaimana dilaporkan AP.
Setidaknya 302 orang terluka di provinsi Khyber Pakhtunkhwa
Setidaknya 302 orang terluka di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, kata petugas penyelamat kepada Al Jazeera.
Baca juga: Update Gempa Turki-Suriah, Wapres Turki Fuat Oktay Ungkap 49.589 Orang Tewas, 6.807 di Antaranya WNA
Rumah sakit di Lembah Swat merawat sedikitnya 250 pasien, 15 di antaranya menderita luka ringan dan lebih dari 200 tidak sadarkan diri.
"52 orang terluka di bagian lain provinsi itu," kata para pejabat.
Dua tewas di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, kata petugas penyelamat
Dua orang, termasuk seorang anak, tewas dalam gempa bumi di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, kata petugas penyelamat kepada Al Jazeera.
“Seorang gadis berusia 10 tahun di Swat, dan seorang pria berusia 24 tahun di Dir Bawah meninggal ketika dinding rumah mereka runtuh,” Bilal Faizi, juru bicara layanan Penyelamatan 1122 di provinsi barat laut mengatakan kepada Al Jazeera.
Menurut Faizi, tanah longsor telah menyebabkan kerusakan di distrik Swat, 180 km (112 mil) barat laut Islamabad.
“Lebih dari 20 bangunan mengalami kerusakan akibat guncangan, dan puluhan orang terluka,” katanya.
Baca juga: Eks PM Pakistan Imran Khan Ditangkap, Sebut Surat Perintah Penangkapan Bermotif Politik dan Ilegal
Gempa susulan berkekuatan 3,7: Pakistan Met Department
Departemen Meteorologi Pakistan telah melaporkan gempa susulan berkekuatan 3,7 di wilayah Hindu Kush di sepanjang perbatasan negara itu dengan Afghanistan.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif telah meminta pejabat manajemen bencana negara itu untuk tetap waspada pascagempa.
"Perdana menteri telah mengarahkan Otoritas Manajemen Bencana Nasional dan lembaga terkait lainnya untuk siap menghadapi situasi darurat apa pun," kata media pemerintah Pakistan dalam tweet.
Gempa Kashmir 2005
Dikutip dari nih.gov, gempa Kashmir juga dikenal sebagai gempa Asia Selatan.
Gempa melanda kedua sisi Jammu dan Kashmir yang diperintah Pakistan (POK).
Dikutip India Today, pada 8 Oktober 2005, Kashmir dilanda gempa bumi yang berkekuatan 7,6 Skala Richter.
Baca juga: Bioskop di Kashmir Kembali Dibuka Setelah 20 Tahun Terpaksa Ditutup akibat Pemberontakan
Pusat gempa adalah wilayah Azad Kashmir di Pakistan. Negara-negara lain seperti India, Afghanistan, Tajikistan dan China juga terkena dampak akibat gempa tersebut.
Sekitar 86.000 orang tewas, 69.000 orang luka-luka dan sekitar 2,8 juta orang mengungsi.
Pasca gempa, data dari satelit mengukur bahwa gunung-gunung telah naik beberapa meter membuktikan Himalaya masih naik dan gempa bumi adalah akibat dari itu.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)