Bos LVMH Jadi Orang Ketiga di Dunia yang Punya Kekayaan Lebih Dari 200 Miliar Dolar AS
Taipan Prancis itu melihat kekayaannya meningkat sebesar 2,4 miliar dolar AS menjadi 201,1 miliar dolar AS pada Selasa (4/4/2023).
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Kekayaan CEO LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton (LVMH) Bernard Arnault mencapai lebih dari 200 miliar dolar AS untuk pertama kalinya. Ini membuat Arnault menjadi orang ketiga di dunia yang mencapai kekayaan setinggi itu.
Taipan Prancis itu melihat kekayaannya meningkat sebesar 2,4 miliar dolar AS menjadi 201,1 miliar dolar AS pada Selasa (4/4/2023), menurut data dari Bloomberg Billionaires Index.
Dikutip dari Business Times, Arnault, yang memimpin perusahaan barang mewah LVMH, bergabung dengan Elon Musk dan Jeff Bezos sebagai individu yang kekayaannya pernah melampaui 200 miliar dolar AS.
Baca juga: LVMH Kembali Garap Pasar China Pasca Pembukaan Lockdwn
Tidak hanya itu, Arnault juga menjadi orang pertama dari luar Amerika Serikat yang mencapai prestasi tersebut.
Pria berusia 74 tahun itu mengungguli miliarder Amerika Serikat sekaligus CEO Tesla Inc, Elon Musk, sebagai orang terkaya di dunia untuk pertama kalinya pada Desember, dengan kerajaan bisnisnya LVMH berhasil bertahan lebih baik dibandingkan pengusaha di sektor teknologi yang mendominasi peringkat Bloomberg dari 500 orang terkaya secara global.
Kekayaan bersihnya naik 39 miliar dolar AS pada tahun ini karena permintaan atas produk-produk mewah tetap kuat.
Harga saham LVMH mencapai rekor tertinggi, diuntungkan dari pengumuman pada bulan lalu bahwa perusahaan itu akan membeli kembali sebanyak 1,5 miliar euro atau sekitar 2,2 miliar dolar AS sahamnya sendiri.
LVMH membukukan rekor penjualan 79,2 miliar euro pada tahun lalu, dengan mengantongi pendapatan melebihi 20 miliar euro di perusahaannya, Louis Vuitton, yang menunjuk musisi sekaligus pengusaha, Pharrell Williams, sebagai perancang busana pria yang baru pada Februari.
Investor akan memiliki kesempatan untuk melihat seberapa kuat permintaan untuk produk Dior dan Tiffany & Co, anak perusahaan LVMH, pada akhir bulan ini, ketika grup tersebut melaporkan penjualan selama kuartal pertama 2023.
Banyak peserta dalam survei informal Bloomberg baru-baru ini tentang merger dan akuisisi, manajer dana, dan analis memperkirakan kerjaan bisnis Arnault akan mengalahkan pesaingnya dalam lingkungan yang sulit bagi perusahaan-perusahaan kecil.
Miliarder itu pernah dijuluki "serigala berbaju kasmir" karena ketajaman bisnisnya di industri barang-barang mewah. Julukan ini disematkan oleh Hermes, ketika Arnault berusaha mengambil alih perusahaan tersebut.